Pendidikan Anti Korupsi bisa saja diterapkan pada jenjang usia remaja, dewasa, maupun orang tua. Akan tetapi, pendidikan anti korupsi juga penting diterapkan pada anak usia dini. Karena Pendidikan Anti Korupsi merupakan perpaduan antara pendidikan nilai dan karakter yang didasari atas kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab yang apabila sedini mungkin nilai-nilai ini ditanamkan pada anak maka akan membentuk kepribadian baik bagi anak saat dewasa.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan anti korupsi pada anak usia dini adalah melalui kegiatan mendongeng. Dongeng menjadi salah satu media untuk menanamkan nilai kebaikan dan nilai moral tanpa kesan memaksa dan menekan. Dengan dongeng, benih-benih sikap positif anak tumbuh dan berkembang. Kaitannya dengan itu, maka nilai-nilai anti korupsi seperti apa saja yang pantas diberikan melalui dongeng?

Pertama, nilai kesederhanaan. Salah satu sebab terjadinya korupsi adalah sifat dasar manusia yang rakus atau berlebihan. Untuk itulah disini penanaman nilai kesederhanaan pantas dilakukan melalui peran figur dalam cerita dongeng yang menggambarkan sosok yang sederhana. Cerita Bawang Merah dan Bawang Putih misalnya. Disitu diceritakan Bawang Putih sebagai figur yang sederhana dan penyabar. Di sisi lain juga Bawang Merah sebagai figur yang terkena sial akibat sikap rakusnya. Di sinilah betapa pentingnya penanaman nilai kesederhanaan pada anak usia dini.

Kedua, nilai kejujuran. Nilai kejujuran dapat disampaikan melalui dongeng dengan menceritakan beberapa akibat jika seseorang tidak berbuat jujur. Misalnya karena tidak jujur menjadi tidak dipercaya lagi oleh teman sebayanya. Bahkan tidak disukai dan dijauhi oleh teman. Dari sinilah dongeng dapat memberikan pemahaman terhadap anak betapa pentingnya memiliki sikap jujur sehingga anak tidak ingin menanggung akibat seperti itu dikemudian hari serta  terbentuk pola untuk selalu ingin berbuat jujur.

Ketiga, nilai kebersamaan. Kebersamaan yang tertuang dalam dongeng ini bisa dilihat dari suasana cerita dongeng itu sendiri. Misalnya suasana yang tergambar dalam dongeng pada saat figur sedang makan secara bersama-sama, gotong royong dan bentuk kebersamaan yang lainnya. Sehingga dengan penanaman nilai kebersamaan ini karakter individual tidak akan terbentuk pada diri seorang anak. Anak juga akan lebih memprioritaskan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi.

Keempat, nilai kesetiakawanan. Nilai ini bisa ditanamkan melalui kisah-kisah sepertihalnya kisah Tujuh Kurcaci dan Putri Salju. Yang pada saat itu kurcaci dan putri salju memiliki hubungan pertemanan yang baik dan disaat itu pula putri salju ditidurkan oleh wanita tua si penyihir yang mengutuknya menjadi es. Dan, para kurcaci tidak akan menolong ketika mereka tidak memiliki perilaku kesetiakawanan. Dari kisah ini kita menjadi tahu nilai kesetiakawanan dapat memberikan manfaat besar pada diri seorang saat orang itu mengalami kesulitan atau mengahadapi sebuah maasalah. Artinya, jika sedini mungkin anak memiliki hubungan kesetiakawanan yang baik maka saat dewasa nanti akan mampu menjalin hubungan baik dengan orang-orang di sekitarnya.

Secara demikian, setidaknya keempat nilai yang pantas terdapat dalam sebuah dongeng ini merupakan upaya mendasar yang pada gilirannnya dapat membentuk karakter anti korupsi baik secara personal maupun membentuk karakter bangsa secara keseluruhan. Semoga.**