Penulis: Marsahlan* & Syaeful Cahyadi*
Apa yang terjadi pasti terjadi – demikian kata sebuah adagium.
Namun, semua yang terjadi tidak selalu diketahui banyak orang. Ketika sekumpulan kejadian hanya mengendap dalam ingatan tanpa catatan tertulis, maka tinggal menunggu waktu saja untuk dilupakan dan terlupakan; tak membekas dan hilang.
Ketika sebuah rencana tak sesuai harapan, jalan berliku dan penuh rintangan, hasil yang tak sesuai ekspektasi, itu semua adalah bagian dari cerita dan banyak pengalaman yang terkandung di sana. Cara melawan dan bertahan setiap individu pasti berbeda, kurang lebih demikian.
Hal yang sama tentunya terjadi dalam perjalanan panjang sebuah taman bacaan. TBM, demikian banyak orang menyebut. Bisa jadi, di sana tidak hanya penuh buku namun juga sarat cerita-cerita yang akan sangat menarik buat dituliskan. Atau, sebuah TBM tidak hanya sarat dengan canda tawa anak-anak di sela-sela membaca, namun juga sebuah pelajaran tiada tanding untuk dikisahkan ke khalayak ramai.
TBM dan forumnya pun pada akhirnya bukan hanya tentang sebuah forum semata. Ia juga tempat berkumpulnya para pemilik cerita, para peramu kisah, dan para pengabdi yang menyambung visi misi literasi. Ia selayaknya sebuah keluarga, di mana kita bisa berkeluh kesah dan saling belajar satu sama lain. Bahkan untuk saling melengkapi.
Jika Forum TBM adalah sebuah keluarga, maka proyek buku bersama ini tidak lain sebuah meja makan. Atau mungkin selasar kecil tempat kita bersua di sore cerah. Di meja itu kita akan saling bertutur mesra, membagi kisah ke satu sama lain di tengah canda dan tawa. Lupakan sejenak duka, masukan itu ke ceritamu dan biarlah orang lain belajar dari kisahmu.
Meja inilah yang dalam beberapa bulan ke depan akan menjadi tempat berkumpul para kawan pencerita. Dengan kehebatan cerita masing-masing. Dengan aral terjang jalan masing-masing. Bukan untuk saling membusungkan dada namun semata untuk saling belajar. Tentang pemenuhah kebutuhan akan ilmu dan literasi. Tentang pergerakan tanpa henti. Atau, tentang bagaimana cara menghidupi sebuah mimpi.
Lalu tentang apa buku ini akan bercerita?
Lupakan novel, lupakan buku penuh kata-kata bijak. Ini adalah tentang sejatinya sebuah kisah. Tentang sebuah kisah yang tidak banyak orang ketahui. Ia kelak akan bertutur dengan santai satu-dua kata tentang semua di balik sebuah taman baca. Semua. Bukan hanya koleksinya yang ratusan atau kegiatannya yang seminggu sekali ada. Lebih dari semua itu, buku ini adalah lidah penyambung puluhan sumber cerita. Yang sederhana, yang apa adanya, terkadang terlupakan, namun tetap sarat inspirasi.
Menulis adalah pekerjaan untuk peradaban sekaligus untuk keabadian. Termasuk, untuk sebuah peradaban kecil bernama taman baca beserta semesta di dalamnya. Menuliskan semua tentangnya, bukan hanya berhenti di sebuah upaya dokumentasi. Di atas semua itu, ini adalah ajakan untuk membuat kisah dan kiprahmu abadi.
Menuju buku bersama Forum TBM Daerah Istimewa Yogyakarta bukanlah menuju sebuah kerja yang akan membuatmu kaya raya bergelimang royalti. Ini selayaknya sebuah perjalanan panjang menembus batas zaman. Ini adalah sebuah upaya meninggalkan jejak langkah kita semua hari ini untuk para anak cucu kelak.
Akhir kata, mari merayakan sebuah perjumpaan. Rayakanlah ceritamu dengan goresan tinta-tintamu yang kelak akan abadi. Menulislah, ciptakanlah peradabanmu dan buat itu abadi! Gas banter!
*Marsahlan & Syaeful Cahyadi. Keduanya adalah pegiat literasi Provinsi DIY. Bersama beberapa pegiat literasi muda lain dipercaya sebagai tim penyusun Buku Bersama FTBM DIY.

Sumber: Dokumentasi FTBM DIY