Siapakah Nano seorang anak Sekolah Dasar di daerah terpencil wilayah timur Indonesia yang menjadi perbincangan belakangan ini?
Kompetisi matematika tingkat internasional yang diselenggarakan oleh International Abacus World Competition dimenangkan oleh seorang anak asal Nusa Tenggara Timur. Adalah Nano yang memenangkan kompetisi tersebut.
Nano yang memiliki nama lengkap Caesar Hendrik Meo Tnunay lahir di Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur pada 2 April 2015. Nano lahir dari pasangan Rafilim Meo Tnunay dan Nuryati Seran.
Nano yang sekarang masih duduk di kelas 2 Sekolah Dasar (SD) Inpres Buraen II, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, NTT memiliki ayah seorang pekerja serabutan. Ayahnya juga sempat menjadi kuli bangunan sedangkan ibunya Nuryati Seran seorang guru honorer.
Semenjak kecil Nano orang yang aktif. Nano senang bermain dengan temen-temannya. Meski senang bermain, namun orang tua dari Nano terus mengajarkan membaca dan menulis kepada Nano.
Pada usia lima tahun, Nano belajar di Paud Tunas Bella. Waktu itu, Nano sudah dapat membaca serta mengikuti les bahasa Inggris yang diikutinya setiap minggu.
Nano anak kecil yang masih berusia tujuh tahun sangat mengidolakan Elon Musk. Nano sering menonton tayangan youtube, melihat idolanya tersebut. Nano sangat terkesan serta senang dengan teknologi yang dikembangkan oleh seorang Elon Musk. Dalam sebuah wawancara ditayangan televisi, Nano mengaku ingin membuat transportasi tercepat di dunia untuk membantu masyarakat. Selain mengidolakan Elon Musk, Nano juga terinspirasi dari seorang fisikawan idolanya yaitu Yohanes Surya.
Sejak usia lima tahun, Nano sudah membaca buku-buku karya Yohanes Surya. Nano mulai tertarik dengan matematika semenjak membaca buku-buku Yohanes Surya.
Belakangan nama Nano mencuat kepermukaan, karena berhasil menyingkirkan 7.000 peserta yang mengikuti kontes matematika tingkat internasional. Nano pun banyak mendapatkan pujian dari berbagai kalangan. Baik dari dalam maupun dari luar negeri. Salah satunya dari Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat, mengatakan bahwa Nano bukan hanya kebanggaan dari NTT, namun prestasi yang telah ditorehkan oleh Nano menjadi kebanggaan dunia.
Selain itu Viktor juga mengatakan “Banyak anak-anak yang terlahir dari latar belakang biasa saja tetapi mereka menjadi luar biasa dan lebih berhasil dibanding anak-anak yang hanya cerdas di lembaga pendidikan saja, karena mereka memiliki daya tahan yang luar biasa”. Dilansir dari liputan6.com.
Polikarpus Do, Ketua Forum TBM Provinsi NTT mengatakan bahwa dirinya juga tahu terhadap Nano dari pemberitaan. Ia pun mengatakan kepada tim redaksi melalui whatsapp “Ya, saya tahu dan mendengar seorang anak usia 7 tahun bernama Nano dari Kabupaten Kupang berhasil memenangkan kompetisi matematika internasional. Ini juga secara tidak langsung menjadi keberhasilan dari teman-teman Taman Bacaan Masyarakat yang terus mendistibusikan buku-buku bahan bacaan sampai ke pelosok-pelosok NTT. Sehingga di NTT mulai tumbuh minat baca terhadap anak-anak”.
Nusa Tenggara Timur sendiri sudah meniliki Forum TBM tingkat provinsi maupun kabupaten yang sangat aktif. Ada 99 Taman Bacaan Masyarakat yang terdata sebagai anggota Forum TBM, tersebar di setiap kabupaten di Nusa Tenggara Timur.
Dengan banyak tumbuhnya Taman Bacaan Masyarakat serta aktivitasnya yang dapat menyentuh berbagai kalangan, terutama anak-anak diharapkan memberikan dampak positif terhadap literasi khususnya di Nusa Tenggara Timur, umumnya di Indonesia.
Anggota Forum TBM sampai saat ini berjumlah 2048 anggota, 32 Pengurus Wilayah, 120 Pengurus Daerah yang tersebar di Indonesia. Untuk gambaran anggota Forum TBM sendiri sebanyak 7.4 % di daerah terdepan, 2.4 % terluar, 31.4 % tertinggal, serta 58.8 % tidak termasuk 3T. Hingga saat ini Forum TBM konsisten mamajukan literasi di Indonesia.