Tangerang – Memasuki libur panjang semester ganjil untuk anak-anak sekolah menjadi salah satu sasaran yang tepat untuk mengadakan kegiatan-kegiatan yang asik dan bermanfaat. Menjadikan Taman Baca Masyarakat (TBM) sebagai pilihan saat liburan merupakan bagian penting dari proses sosialiasi. Untuk itu pada Sabtu (16/12) tepat pada awal liburan, TBM Citra Raya mengadakan nonton bersama siswa-siswi dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Islamiyah Nalagati. Bukan sekedar menonton, acara ini dikemas relawan-relawan dengan tetap menyisipkan semangat litersi.

Hal membahagiakan bagi para pengiat literasi selain ketika melihat anak-anak berjajar dan sibuk membaca buku-buku, ternyata juga saat melihat rombongan anak-anak datang untuk menyerbu TBM. Hal tersebut dirasakan oleh para relawan TBM Citra Raya ketika menyambut anak-anak dari MI Nalagati. Sebanyak 25 anak yang terdiri dari siswa-siswi kelas 4, 5, dan 6 memenuhi undangan yang sebelumnya telah disampaikan ke sekolah untuk agenda menonton film bersama.

“Denias, Senandung di atas Awan” menjadi film yang dipilih setelah diskusi yang dilakukan oleh para relawan. Salah satu film yang diproduksi untuk layak ditonton anak-anak ini memiliki nilai pendidikan dan lokalitas yang tinggi. Motivasi dan semangat dari pelajar di salah satu pedalam Papua menjadi daya tarik utama dalam film yang tayang di bioskop pada tahun 2006 ini. Relawan TBM Citra Raya bersama beberapa guru dan pengiat film pada minggu sebelumnya sudah mengadakan bedah film.

Rangkaian kegiatan dimulai saat ruang TBM Citra Raya telah dipenuhi oleh anak-anak MI Nalagati. Pada kesempatan awal kedatangan, mereka dipersilahkan membaca buku-buku yang tersedia di TBM Citra Raya selama pemutaran film belum dimulai. Sembari membaca buku, beberapa instruksi yang harus ditaati selama menonton film dijelaskan oleh salah satu relawan.

Durasi film yang memakan waktu kurang lebih dua jam, memunculkan inisiatif memberi jeda waktu untuk berhenti sejenak saat menonton. Film yang memang memiliki durasi panjang tanpa iklan membuat anak-anak membutuhkan fokus yang lebih banyak. Pada sesi pertama saat menonton anak-anak masih terlihat fokus dan serius, beberapa kali pada adegan lucu secara serentak suara tawa memenuhi ruangan di TM Citra Raya. Kesempatan untuk jeda setelah satu jam menonton digunakan untuk mengulas adegan dalam film. Setiap anak diberi kertas untuk mereka tulisakan hal baik dan hal buruk dalam film.

Pada kegiatan ini, berkesempatan hadir Aiptu Joko Sutomo, salah satu tokoh Polsek Panongan. Disela-sela kesibukannya, ia hadir untuk menonton bersama di TBM Citra Raya dengan seragam polisi lengkap, membuat anak-anak semakin antusias. Aiptu Joko Sutomo ikut memberi pendapat setelah ikut menonton di sesi pertama setelah anak-anak menuliskan apa yang didapat selama film diputar.

“Untuk kalian yang ingin mengapai cita-cita, harus punya semangat yang besar seperti Denias. Hindari perkelahian dengan teman, sebagaimana yang juga dilakukan Denias. Tidak boleh lupa, kalian harus gemar membaca. Dengan membaca kalian bisa jadi apapun yang kalian inginkan, tetap dengan usaha yang gigih. Ada yang ingin jadi polisi?” jelas Aiptu Joko Sutomo di antara anak-anak yang menyimak dan ikut angkat tangan.

Setelah selesai menulis apa yang didapatkan dari film di sesi pertama dan mendengarkan petuah dari Aiptu Joko Sutomo, menonton film dilanjutkan. Berkesempatan juga Kak Panjul dan Kak Fadli dari TBM Ratu Cerdas serta Bu Iin selaku Guru dari MI Nalagati hadir untuk meramaikan acara. Keseruan semakin terlihat saat film yang digarap pasangan suami-istri Arie Sihasale dan Nia Zulkarnaen memasuki akhir. Anak-anak ikut larut dalam semangat yang ditampilkan oleh pemeran utama. Sesi akhir dari kegiatan ini adalah mengemukakan pendapat dari apa yang tadi sudah ditulis di pemutaran film sesi pertama dan dari yang ditonton di sesi kedua pemutaran.

“Aku suka adegan saat Denias dibantu Maleo dan teman-teman sekolah untuk membetulkan pagar, itu artinya Denias disayang teman-teman,” ujar Fadli, siswa MI Nalagati.

“Di sesi pertama aku sedih saat rumah dan ibu Denias terbakar, harusnya baju Denias tidak digantung di dekat api,” jelas Siti saat ditanya komentar mengenai adegan film yang ia tonton.

Kegaiatan menonton bersama ini bukan hanya sekedar menghadirkan hiburan untuk anak-anak saja, tetapi juga memberi contoh bahwa pada usia sekolah mendampingi mereka saat menerima informasi dari tayangan film atau televisi merupakan hal yang juga penting. Selian mendampingi juga harus adanya peran pendampingan, sebab tenyata literasi bukan hanya soal membaca atau menulis tetapi juga pada kegaiatan penerimaan dan penyaringan informasi. Selesai acara ditutup dengan poto bersama, baik relawan dengan Aiptu Joko Sutomo maupun dengan siswa-siswi MI Nalagati. Semoga Menginspirasi, Salam Literasi!