Hal pertama yang saya pikirkan ketika membuat rencana kegiatan TALI INTEGRITAS adalah bagaimana caranya agar kegiatan yang akan kami laksanakan membuat kami menjadi semakin literat. Buku – buku yang telah kami terima tidak saja menjadi pajangan di rak buku atau bahkan ditumpuk tinggi – tinggi. Atau sekedar kami minta adik – adik membacanya, padahal kami sebagai pendamping belum membacanya dengan seksama. Ini akan sangat disayangkan.

Keterlibatan untuk menggali secara mendalam buku – buku yang telah kami dapatkan, akan dilakukan melalui program Sanggar Drama Musikal Anak TBM Ar Rosyid. Bagaimana bisa ? Ya, setiap buku akan kami kupas secara mendetail menjadi sebuah naskah drama. Proses pengisian teko sebelum menuang pada gelas pun akan terjadi. Setiap ide cerita, karakter tokoh, latar belakang cerita, dan nilai – nilai integritas yang terkandung di dalamnya bahkan hingga refleksi diri melalui cerita pada buku akan kami ulik dalam – dalam.

Jika ada sepuluh buku cerita, akan ada sepuluh drama yang kami mainkan. Jika ada seratus buku cerita, maka akan ada seratus drama yang kami mainkan. Sebagaimana kita ketahui, daya ingat manusia belajar dengan mendengar sebesar 20%, melihat 30%, melihat dan mendengar 50%, menceritakan 70%, dan dengan melakukan sebesar 90%. Sengaja kami fokus menjalankan satu program saja, karena kami akan berkhidmat pada proses belajar melalui sanggar drama musikal. Agar tingkat keberhasilan daya serap kami sebagai pendamping dan juga anak – anak sebagai sasaran program bisa mencapai 90%. FOKUS dan SPESIFIK.

Terimakasih kepada KPK dan Forum Taman Bacaan Masyarakat karena telah memberi kesempatan kepada kami untuk menjadi bagian dari gerakan TALI INTEGRITAS. Kami akan berjuang di sini, menebar manfaat, berbagi kebaikan. SEMANGAT !