Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan kegiatan Pembinaan Komunitas Penggerak Literasi di Kota Bandung, bertempat di Hotel Amasroossa hari Rabu dan Kamis, 15 – 16 Maret 2023. Kegiatan ini diikuti oleh 40 pegiat literasi dari Taman Bacaan Masyarakat yang berasal dari Kota Bandung. Yang mengangkat tema “Menciptakan Ekosistem Masyarakat Berbudaya Baca – Tulis serta Cinta Bahasa dan Sastra”.

Kegiatan Pembinaan Komunitas Penggerak Literasi mendatangkan 4 orang narasumber yang berkompeten di bidangnya. Seperti Dr. Herawati, M.A. Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, memaparkan mengenai “Kebijakan Bahasa dan Sastra Indonesia”.

Selain Dr. Herawati, hadir pula Drs. Tedi K. Somantri, seorang wartawan di media massa serta pemerhati media sosial, membahas mengenai “Literasi Media Perlu Media Literasi”.

Hari kedua dari kegiatan Pembinaan Komunitas Penggerak Literasi, hadir Ketua Forum TBM Jawa Barat, Aam Siti Aminah. Pada kesempatan kali ini, Umi Aam sapaan akrab dari Ketua Forum TBM Jawa Barat membawakan materi “Mengenal Lebih Dekat TBM”.

Umi sendiri berbicara betapa penting profil Taman Bacaan Masyarakat untuk lebih mengenal TBM itu sendiri. Selain itu, untuk media komunikasi untuk pihak lain yang membutuhkan, meningkatkan kredibilitas serta memunculkan profesionalitas TBM, sebagai tool marketing juga branding, serta untuk meyakinkan pihak lain pula.

Umi juga berbicara pentingnya mengembangkan TBM, baik secara porto folio, advokasi, dokumentasi dan publikasi, sinergi dan kolaborasi, kerelawan, pelibatan masyarakat, registrasi, serta program kegiatan.

Terakhir Umi mengajak TBM yang ada di Kota Bandung untuk bergabung menjadi anggota Forum TBM serta berkolaborasi bersama beberapa pihak seperti Balai Bahasa Jawa Barat.

Narasumber terakhir Devyanti Asmalasari, M.Pd. dari Balai Bahasa Jawa Barat membahas mengenai “Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Media Sosial”.

Devy berbicara bahwa Taman Bacaan Masyarakat penting memiliki media sosial, namun penggunaan bahasa di media sosial harus diperhatikan supaya tidak memunculkan hal yang tidak diinginkan. Seperti terjebak dalam ujaran kebencian, bahasa yang memunculkan multitafsir, dan lain sebagainya. Sehingga sebaiknya di medsos menggunakan bahasa yang baik dan benar, sesuai dengan khaidah bahasa. Oleh karena itu, bahasa yang baik penting dalam penggunaan media sosial. Devy juga menuturkan bahwa media sosial adalah cerminan dari TBM itu sendiri.

Selama dua hari kegiatan, peserta yang berasal dari perwakilan TBM di Kota Bandung aktif terlibat dalam diskusi bersama narasumber, sehingga ruangan menjadi hidup.