‘‘Salwa, jam 9 malam harus tidur!’’perintah ibu.

‘‘masih asyik main bu’’  jawab Salwa dengan memegang Boneka.

‘‘Oke nak,jika jam 9 tidak tidur Ibu tidak mau beri uang jajan!’’ Tuntutan Ibu.

‘‘Iya bu, Salwa akan tidur’’.

Fenomena diatas bahwa anak sering asik dengan maian tetapi lupa dengan waktu istirahat. Perlu ketahui bahwa tidur merupakan kebutuhan dasar anak. Saat tidur, anak mengumpulkan energinya kembali, bahkan pertumbuhan dapat terjadi saat tidur di masa anak-anak. Namun, terkadang anak sulit untuk diajak tidur. Kadang anak merasa tidur adalah kegiatan yang membosankan baginya.

Kenapa anak susah tidur?

Banyak alasan yang membuat anak susah untuk tidur. Berikut ini mungkin bisa menjadi salah satu alasannya:

Pertama, Anak takut tidur terpisah dari orangtuanya. Seringnya, anak kecil mengalami kecemasan saat ia tidur terpisah dengan orangtuanya, sehingga waktu tidur merupakan hal yang menakutkan baginya. Anak kecil biasanya takut tidur dalam gelap dan tidur sendirian, sehingga ia akan takut saat memasuki waktu tidur. Jika anak takut, artinya ia membutuhkan bantuan orangtua. Kematangan otak dan kemampuan kognitif dari anak kecil masih kurang bisa menangani tekanan emosi dengan baik. Mungkin Orangtua mengira anak yang tidur terpisah dengan Orangtua adalah bagian dari pelatihan tidur untuknya, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa tidur terpisah dari orangtua akan membuat ketakutan anak terhadap waktu tidur akan berkurang. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa ketakutan anak akan tidur dapat menyebabkan anak mimpi buruk dan masalah emosional.

Orang tua bisa menemani anak sampai tertidur, atau menghias kamar tidurnya dengan foto atau mainan yang disukai anak agar anak senang. Atur juga suhu kamar anak supaya anak tidak kedinginan atau kepanasan. Buat kamar tidur anak senyaman mungkin untuk anak. Seiring dengan bertambahnya usia anak, ketakutan anak akan waktu tidur lama-kelamaan akan menghilang.

Kedua, Mimpi buruk. Anak yang pernah mengalami mimpi buruk biasanya akan takut untuk tidur. Mimpi buruk ini biasanya disebabkan karena sebelum tidur anak menonton film seram atau membaca buku cerita yang menakutkan. Sebaiknya, orangtua rekomendasikan film atau buku cerita yang tidak menakutkan untuk anak. Ajak anak untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan sebelum tidur, seperti tempat impiannya atau aktivitas yang sangat ingin dilakukannya, atau hal lainnya.

Ketiga, Waktu tidur yang salah. Banyak orangtua sudah menyuruh anaknya untuk tidur pada waktu yang terlalu cepat bagi anak, sebelum tubuh mereka siap untuk tidur. Tubuh belum memproduksi hormon melatonin dalam jumlah cukup untuk membuatnya tertidur. Anak yang naik tempat tidur terlalu cepat, akan membuatnya merasa bosan dan hal ini dapat memicu anak untuk memikirkan hal-hal yang membuatnya takut.

Keempat, Masalah pada ritme tidur sirkadian. Setiap individu mempunyai ritme sirkadiannya masing-masing. Ritme sirkadian ini dapat mengatur kapan tubuh anak membutuhkan tidur dan kapan harus bangun. Jika anak sulit untuk mendapatkan waktu tidurnya di malam hari atau sulit untuk tetap terjaga di siang hari, mungkin anak Anda mengalami masalah pada ritme sirkadiannya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Orangtua mungkin bisa menyesuaikan kembali jam biologis anak dengan lingkungannya secara bertahap. Orangtua bisa mengajak anak keluar rumah pada siang hari agar anak terpapar dengan sinar matahari. Kemudian ketika sudah memasuki waktu malam dan waktunya untuk tidur dan bisa matikan lampu kamar anak atau elektronik lain yang memancarkan cahaya biru. Karena lampu dan barang elektronik, seperti televisi, dapat menekan produksi melatonin (hormon yang membuat anak tidur), sehingga anak akan lebih sulit untuk tidur dalam keadaan kamar terang.

Kelima, Televisi dan alat elektronik lain. Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa waktu menonton televisi yang terlalu banyak, baik pada siang dan malam hari, berhubungan dengan lebih tingginya masalah pada waktu tidur, seperti kecemasan, waktu tidur yang tertunda, dan anak menolak untuk tidur. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa anak yang menonton tayangan televisi untuk dewasa, seperti program berita siang, dapat menurunkan durasi tidur anak dan meningkatkan gangguan tidur pada anak. Televisi bukan hanya satu-satunya alat elektronik yang dapat menyebabkan gangguan tidur pada anak. Video game, komputer, dan handphone, juga dapat menyebabkan masalah saat tidur.

Keenam, Stres dan kecemasan. Jika anak sulit untuk tidur, mungkin hal ini disebabkan oleh stres dan kecemasan yang ia dapatkan hari ini. Stres dapat meningkatkan hormon stres dalam tubuh, sehingga membuat anak merasa tidak ingin tidur. Stres dan kecemasan ini bisa anak dapatkan dari lingkungannya, seperti ada masalah dengan teman, memikirkan tentang ujian sekolah, atau tentang aktivitas yang telah ia lakukan.

Sebelum tidur, sebaiknya Orangtua membantu anak untuk mengurangi stres-nya. Ia bisa mengajak anak untuk berdiskusi untuk membuatnya bercerita apa yang sedang ia pikirkan, memberikan saran untuk anak, dan mengajaknya melakukan hal-hal yang menyenangkan.

Sebaiknya anak sudah bersiap-siap untuk tidur dalam waktu 30-60 menit sebelum waktunya tidur. Sebelum tidur, sebaiknya jauhi anak dari televisi dan alat elektronik lainnya, biasakan anak untuk sikat gigi sebelum tidur, ganti baju anak dengan baju tidur, pergi ke toilet sebelum tidur, bacakan buku cerita jika anak ingin, dan jangan lupa matikan lampu kamar anak. Nur Hafidz Relawan Pustaka Wadas Kelir.