Oleh. Atep Kurnia*

 

Minggu kedua Maret 1923, pabrik kertas Padalarang disebut-sebut sudah beroperasi dan pembukaan resminya diharapkan akan terjadi sesegara mungkin (De Preanger-bode, 14 Maret 1923).

N.V. Papierfabriek Padalarang diresmikan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Dirk Fock pada 4 Mei 1923. Kedatangannya ke Padalarang sudah diberitakan De Preanger-bode (25 April 1923).  Dalam berita itu dikabarkan orang nomor satu di Hindia Belanda akan tiba di Bandung pada hari Jum’at, 4 Mei 1923, pukul 12.00. Sore harinya, sekitar pukul 16.30, gubernur jenderal dari rumah residen Priangan akan berangkat dengan menggunakan mobil ke pabrik kertas Padalarang. Hari Sabtu, 5 Mei 1923, gubernur jenderal akan ke Stasiun Radio Malabar untuk menghadiri pembukaan secara resmi komunikasi nirkawat Hindia Belanda. Hari Minggu, gubernur jenderal akan mengunjungi stasiun penerima di Cangkring. Pukul 13.00 hari itu, gubernur jenderal akan kembali ke Bogor dengan menggunakan kereta api.

Kabar selengkapnya mengenai kunjungan gubernur jenderal Hindia Belanda itu dilaporkan dalam De Preanger-bode edisi 5 Mei 1923. Di situ dikatakan pertemuan dengan gubernur jenderal diagendakan berlangsung pada pukul 17.00. Gubrenur jenderal sendiri bersama rombongan berikut sekretaris jenderal, ditemani residen Priangan beserta istri, asisten residen Bandung dan bupati Bandung, tiba di Padalarang pada pukul 16.45. Mereka disambut oleh komisaris dan manajemen pabrik.

Direktur N.V. Papierfabriek Padalarang memberikan pidato sebagai perkenalan atas kunjungan orang nomor satu di Hindia Belanda itu, termasuk menyampaikan garis besar cara kerja pabrik, terutama mengungkapkan alasan-alasan mengapa kayu-kayuan Hindia kurang cocok bagi pembuatan kertas daripada bahan mentah lainnya. Ia juga menunjukkan bahan-baha mentah yang dimaksudkannya, yaitu yang cocok untuk kertas, serta produk yang setengah jadi. Produk setengah jadi itu dibuat berdasarkan paten Prancis yang dibeli oleh Papierfabriek Padalarang.

Setelah minuman dihidangkan, direktur Papierfabriek Padalarang mempersembahkan beberapa kotak alat tulis, sebelum para tamu beralih ke ruang penggilingan bahan, tempat ampas tebu dimasak. Gubernur jenderal memperlihatkan minat besar pada berbagai bagian pabrik sebagaimana yang dijelaskan oleh direktur. Kunjungan tersebut dilanjutkan dengan meninjau lokasi tempat bahan-bahan mentah disimpan. Di sana diperlihatkan cara perlindungan dari kebakaran.

Administratur Papierfabriek Padalarang pun memperlihatkan sebuah album yang berisi foto-foto yang memperlihatkan perkembangan pabrik kertas itu. Setelah sekitar satu jam berkunjung, gubernur jenderal Hindia Belanda meninggalkan pabrik kertas.

Keterangan agak rinci setelah peresmian itu antara lain ditemukan dalam De Indische Courant edisi 31 Mei 1923. Rupanya ada wartawan atau redaktur koran itu yang turut dalam kunjungan gubernur jenderal pada 4 Mei 1923 itu. Selain hal-hal yang sudah terungkap di atas, ada beberapa data penting terkait dengan pabrik kertas itu yang perlu disampaikan. Hal-hal itu antara lain berkaitan dengan fakta bahwa pabrik tersebut dapat menyediakan sebanyak 3.000 ton kertas per tahun. Air murni yang digunakan untuk produksinya berasal dari pipa sepanjang 4,5 kilometer dari tiga sumber yang dialirkan ke reservoir dengan tinggi 25 meter. Bahan bangunan semuanya dipasok oleh De Vries en Robee, mesin-mesinnya berasal dari Escher en Wijss di Zurich, instalasi listriknya dari Heemaf dan Siemens Schuckett.

N.V. Papierfabriek Padalarang adalah anak usaha N.V. Gelderland di Nijmegen dengan susunan pengurusnya sebagai berikut. Direkturnya E.L. Selleger dan C. Hoyer. Komisarisnya terdiri atas S.A.F. van Wijngaarden, T.P. Baert de la Faille dan Ripperda Wiertsma. Adminstraturnya J.C. van de Wetering dan manajer usahanya E. Spillenaar Bilgen.

Dalam perkembangannya, sebagaimana diiklankan dalam De Preanger-bode edisi 1 April 1931, dinyatakan lagi semacam tinjauan atas pencapaian yang telah diraih oleh pabrik kertas itu. Di situ antara lain dikatakan bahwa pembangunan pabrik dimulai pada tahun 1922 dan mulai beroperasi sejak Januari 1923. Hasil produksinya menemui pasar, meski kemudian menghadapi kelesuan akibat ekonomi global yang mengalami depresi, tetapi berkat Internatio, perusahaan itu dapat merambah pasar kertas.

Penggunaan jerami sebagai bahan mentah produksi kertas juga semula mengalami hambatan. Apalagi ini harus membawa nama “Belanda” yang sudah terkenal di bidang pembuatan kertas. Namun, ternyata jerami padi menghasilkan kertas yang berkualitas bagus. Mesin kertas di Padalarang mampu menghasilkan kertas dengan kecepatan 60 meter per menit.

Hingga April 1931, N.V. Papierfabriek Padalarang memperkerjakan 350 orang pribumi dan 25 orang Eropa. Sebelumnya pada 1928, pabrik telah membeli instalasi mesin uap yang pengoperasiannya seluruhnya telah menggunakan listrik, sesuatu hal baru di Hindia Belanda. Kemudian sejak Januari 1930, penjualan produk perusahaan tersebut dipercayakan kepada G.H. Bührmann’s Internationale Papiergroothandel N.V.

Tiga tahun setelah itu, di Hindia Belanda santer oleh berita mengenai rencana perusahaan Jepang yang hendak mendirikan pabrik kertas. Dalam De Locomotief (12 September 1934) disebutkan Dutch Japan Plantation Coy. Ltd. berencana untuk mendirikan pabrik kertas Jepang di Sumberlawang, Jawa Timur. Pendirian pabrik tersebut memerlukan izin dari pemerintah Hindia Belanda, yang masih terikat kontrak dengan Pabrik Kertas Padalarang. Menurut Deli Courant (17 September 1934), bila izin diberikan, maka bisa jadi pabrik kertas yang ada Priangan itu bisa bangkrut.

Dari kabar selanjutnya diketahui pabrik yang akan didirikan perusahaan patungan Belanda-Jepang itu terletak di Sumberlawang, Surakarta. Namun, jerami padinya di sana tidak mencukupi untuk memproduksi kertas. Meskipun yang akan diproduksinya bukan yang halus, melainkan kertas kasar seperti karton. Niatan tersebut juga terkendala dengan kemungkinan terjadinya persaingan dengan N.V. Papierfabriek Padalarang yang telah ada sebelumnya, sehingga tidak akan menjadi keuntungan (De Koerier, 22 Januari 1935).***

 

Keterangan foto:

Laporan tentang peresmian Pabrik Kertas Padalarang pada 4 Mei 1923. Sumber: De Indische Courant edisi 31 Mei 1923

 

*Pengurus Pusat Forum TBM Divisi Litbang