Categories
Artefak Literasi

Petualangan Konyol ke Bukit Kaba

 

Adventure sendiri ke Gunung Kaba/Bukit Kaba sebelum tahun baru 2016 adalah awal petualangan-petualangan konyolku.

Rasa rindu pada bukit Kaba telah lama terpendam sejak bulan September 2015, karena susah untuk mengajak teman-teman mendaki akhirnya aku inisiatif mendaki sendiri, ya sendiri! tanpa ada teman hanya ditemani makhluk-makhluk astral yang ada disana, hahaha.

Pesona indahnya Bukit Kaba membuatku  selalu ingin kembali. Akhirnya pada (26/12/2015) sebelum tahun baru 2016 aku berniat mendaki. Meskipun cuaca tidak menentu aku nekat bersama intuisiku.

Gunung Kaba/Bukit Kaba yang warga lokal menyebutnya ini terletak di desa Sumber Urip, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Tingginya (1938 mdpl), di puncaknya terdapat kawah aktif yang menyemburkan asap mengandung sulfur. Bukit Kaba ini merupakan salah satu gunung berapi tipe A di pulau Sumatera.

Aku tinggal di desa Tanjung Aur beda kecamatan dengan desa Sumber Urip. Butuh waktu 30 menit saja untuk sampai ke pos pendakian dengan menggunakan kendaraan (sepeda motor).

Nah, sebelum mendaki kita harus melapor terlebih dahulu di pos pendakian atau yang lebih dikenal dengan Posko Pokdarwis (kelompok sadar wisata).

Ada dua rute jalur pendakian menuju bukit, pertama untuk pejalan kaki yang jalannya bisa dimulai dari belakang posko berupa jalan setapak melewati hutan, kedua terdapat jalan aspal berukuran tidak lebar yang bisa dilewati oleh sepeda motor.

Karena aku mendaki sendiri aku melewati rute jalan aspal. Selama perjalanan cuaca tampak cerah, namun Jalan sedikit lembab dan becek sisa hujan malamnya.

Beberapa kali aku istirahat. Kulihat tempat peristirahatan penuh dengan vandalisme. Tak hanya itu Sampah juga menjadi perhatianku, disetiap jalan pasti ada sampah baik itu plastik atau botol minuman yang dibuang sembarangan.

Aroma khas hutan dan suara fauna seperti burung dan sejenis simpanse aku nikmati sekali. menambah semangat mendaki.

Sesampai di bukit kaba aku merebahkan diri sejenak sambil menikmati kabut dan awan mendung

Setelah itu aku bertemu dengan beberapa pendaki lain seperti 4 orang siswa Man 1 Curup  dan mereka membawa sepeda untuk mendaki. Katanya mereka berangkat dari pukul 05.00 wib. dari curup, Hebattt.

Musim hujan bulan Desember rupanya tak menyurutkan para pendaki. Ada banyak pendaki lain yang aku temui, ada yang dari Lubuk Linggau, Bengkulu, Palembang dan bahkan ada juga orang Lampung yang kebetulan liburan ke Bengkulu datang mendaki.

Cuaca tak mendukung hanya puncak bukit Kaba saja yang aku singgahi selebihnya aku banyak berteduh menunggu hujan reda. Rupanya hujan terus menguyur sampai sore. Akhirnya aku turun pukul 15.00 wib disertai hujan yang tidak terlalu deras, basah juga deh.

Petualangan konyolku kali ini cukup puas. Dan nanti ketika aku kembali ke bukit Kaba ini semoga dalam keadaan yang lebih baik lagi. [ 26 desember 2015]

Leave a Reply