Read Aloud merupakan metode mengajarkan membaca paling efektif untuk anak-anak karena dengan metode ini kita bisa mengkondisikan otak anak untuk mengasosiasikan membaca sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan. Juga menciptakan pengetahuan yang menjadi dasar bagi si anak, membangun koleksi kata/kosakata (vocabulary), dan memberikan cara membaca yang baik (reading role model).
(Jim Trelese dalam bukunya The Read Aloud Handbook)
Rumah Baca Jatibening (RBJ) berada di Bekasi, Jawa Barat. Rumah Baca Jatibening dibuka tahun 2010, masih banyak anak-anak serta orang tua di sekitar RBJ belum mengenal buku selain buku pelajaran. Oleh karena itu, program dari RBJ salah satunya adalah Read Aloud, memperkenalkan buku-buku kepada anak-anak.
Anak-anak balita, anak-anak yang belum bisa membaca sangat senang sekali dengan read aloud, dan tidak menutup kemungkinan anak-anak yang sudah besar ikut nimbrung dalam kegiatan read aloud ini.
Buku-buku yang dibacakan dalam kegiatan read aloud pun bervariasi. Hal ini dilandasi dari minat anak-anak yang berbeda-beda terhadap buku. Kadang-kadang membacakan buku cerita tentang fabel, budi pekerti, cerita rakyat, hingga ensiklopedia.
Anak-anak di RBJ sangat menyenangi buku yang biasanya ada pendukungnya seperti membacakan buku tentang binatang, maka dibawakan boneka-boneka binatang untuk bahan pendukung dari read aloud itu sendiri. Dari sana terjadi interaksi antara pembaca buku dengan anak-anak. Yang paling terlihat, biasanya membandingkan binatang yang ada di buku dengan boneka yang sebagai bahan pendukung. Sangat menyenangkan.
Read aloud di Rumah Baca Jati Bening menjadi kegiatan rutin. Bahkan ada acara khusus, read aloud dan makan bersama, apabila buku yang dibacakan tentang makanan. Biasanya kegiatan ini diumumkan jauh-jauh hari, supaya ketahuan siapa dan berapa orang yang akan ikutan untuk kegiatan read aloud.
RBJ dan Semangat Menghidupkan Buku
Adalah Ina T Syamsuri yang menjadi pendiri sekaligus kreator di Rumah Baca Jatibening. Ina T Syamsuri sendiri menggiring anak-anak untuk baca buku. Ia pun mempunyai filosofi tersendiri dalam membacakan buku pada anak-anak yaitu, “baca buku banyak tahu”. Seperti contoh membacakan buku Toko Pizza Barni Beruang, awalnya anak-anak tidak mengetahui apa itu pizza, bagaimana membuatnya, bahannya apa saja, rasanya bagaimana, dan lain sebagainya. Akan tetapi, setelah dibacakan, terjawab semua. Selain itu, anak-anak juga mendapatkan pizza juga.
Dampak dari read aloud sangat luar biasa. Tidak ad acara lain yang pas dan cocok untuk mengenalkan buku-buku pada anak serta mengajak anak-anak suka membaca selain dengan read aloud.
Setiap membacakan cerita, anak-anak di Rumah Baca Jatibening selalu ada yang bertanya tentang buku yang dibacakannya. Dari situ, mulai ada minat untuk membuka kembali serta membaca sendiri buku yang telah dibacakan pada kegiatan read aloud. Hal ini menjadi awal yang sangat baik.
Anak-anak yang bersemangat datang ke RBJ serta mencari-cari buku yang sudah dibacakan merupakan efek dari read aloud. Awalnya yang tidak tahu dengan isi buku, menjadi tahu, dan yang terpenting adalah minat anak terhadap buku mulai tumbuh.
Pada pola yang dikembangkan oleh Ina T Syamsuri di Rumah Baca Jatibening adalah pola multiliterasi. Bagaimana teks dari buku-buku itu dihidupkan serta diintegrasikan dengan ilmu-ilmu yang lainnya. Hal ini tentu tidak mudah, pembaca buku tentunya harus melakukan riset terlebih dahulu terhadap buku yang akan dibacakan, kemudian apa yang akan diinteraksikan dari buku bersama anak-anak, serta apa yang akan menjadi gols dari membaca buku tersebut. Namun, dengan keuletan, kesabaran, serta pengalaman yang mumpuni dari seorang Ina T Syamsuri, pola multiliterasi yang dikembangkan berhasil.
Konsisten dengan program read aloud, Rumah Baca Jatibening selalu dikerumuni oleh anak-anak. Terutama anak-anak balita serta anak-anak Sekolah Dasar. Ina T Syamsuri sendiri selalu mengembangkan inovasi-inovasi terkait read aloud.