Oleh. Syaiful Bahri*
Nama Budi tidak asing di telinga anak-anak kelahiran 90-an. Barangkali generasi terakhir yang setiap kali membaca buku pelajaran Bahasa Indonesia, nama Budi selalu muncul hampir di setiap halaman. Budi bukan hanya nama, tetapi cinta bagi anak-anak di masanya.
TBM Omah Buku tidak bisa lepas dari sosok bernama Budi, yang dalam bahasa Sansakerta berarti kesadaran, pikiran dan kecerdasan. Budi Sulsilo, pendiri TBM Omah Buku cukup dikenal masyarakat sekitar dengan aktivitas bersama anak-anak di lingkungan Desa Blondo. Terutama aktivitas baik bersama buku.
Omah Buku terletak di RT.05 RW.02 Dusun Randugunting Desa Blondo Kec.Mungkid Kab.Magelang Jawa Tengah. TBM besutan Budi berdiri sejak tahun 2017. Yang mana TBM Omah Buku berangkat dari keperihatinan Budi Susilo pada kondisi desa yang belum ada perpustakaan desa. Akses pendidikan seperti pincang bilan perpustakaan sebagai rumah belajar anak-anak absen di tengah-tengah masyarakat.
Di sisi lain, ini buah kecintaan Budi pada buku. Bahkan, Budi melihat ada banyak anak-anak dan remaja di Desa Blondo yang sangat potensial untuk dikembangkan kemampuan literasinya, salah satunya baca tulis. Di samping itu, ada banyak waktu luang yang mereka miliki di luar jam sekolah, dan selaknya pendidik, Budi menangkap peluang ini untukĀ dimanfaatkan berkegiatan di TBM TBM Omah Buku.
Berdirinya TBM Omah Buku tidak lain adalah inisiatif Budi Susilo dan beberapa orang yang membantunya, Ibu Aida Aloha, Ibu Ema Amalia, Ibu Emi Sri Kurniawati, Ibu Luluk Khasanah, Ibu Wiwin, Mas Andika dan Ibu Septi. Semula TBM Omah Buku didirikan melayani cakupan terbatas hanya di Dusun Randugunting. Tidak berapa lama anak-anak yang datang ada dari berbagai dusun lain di Desa Blondo. Saat ini bahkan dari luar Desa Blondo banyak yang datangĀ ke Omah Buku.
Sarana yang tersedia di Omah Buku saat ini antara lain koleksi buku sebanyak kurang lebih empat ribu buku dengan dua puluh dua rak buku. Ada komputer, laptop, proyektor, televisi, permainan-permainan edukasi, permainan tradisional, ruang baca, ruang diskusi atau ruang workshop dan kamar mandi. Ada juga peralatan batik dan alat tatah sungging wayang.
Selain kegiatan rutin membaca dan meminjamkan buku, kegiatan lainnya yaitu latihan menulis. Sudah ada empat buku karya anak-anak TBM yang sudah dibuat buku. Buku cerita dan puisi. Secara berkala TBM Omah Buku mengadakan kegiatan jelajah sejarah dan candi di Magelang. Setiap bulan mengadakan workshop keterampilan untuk anak-anak seperti membatik, kreasi barang bekas, roket air dan lainnya. Kegiatan mendongeng dan read aloud sering diadakan juga.
Kegiatan unggulan saat ini yaitu jelajah sejarah dan candi-candi dan situs sejarah di Magelang. Budi dan pengelola TBM Omah Buku sering mengajak anak-anak untuk lebih dekat dengan situs-situs sejarah. Magelang salah satu daerah yang di dalamnya banyak candi dan situs sejarah lain. Di sini, Budi sudah membuka ruang-ruang imajinasi anak bukan saja lewat buku, tetapi ruang lain bernama candi.
Tak heran bila TBM Omah Buku mendapat berbagai prestasi yang dicapai yaitu juara 1 lomba TBM tingkat Kabupaten Magelang tahun 2019 dan apresiasi TBM Kreatif-Rekreatif tingkat nasional dari Kemendikbudristek tahun 2021.
Budi Susilo punya harapan tinggi. Cita-cita dan cinta melebur jadi satu. Budi ingin TBM tetap berjalan, berkembang semakin banyak melayani anak-anak, remaja dan masyarakat dan melibatkan semakin banyak relawan dan pengelola. Omah Buku bukan sekadar tempat anak-anak membaca dan bermain di dalamnya, melainkan ia rumah untuk tumbuh, berkembang dan barangkali juga cinta.
*Tim Penulis Forum TBM/Pengurus PW Forum TBM DIY