Categories
Artikel Opini

Sejarah Pembuatan Kertas

Oleh. Atep Kurnia*

 

Jacques Derrida (Paper Machine, 2005: 2) mengatakan, “What becomes of its archive when the world of paper (the world made of paper or what globalization still gets from paper) is subordinated to all these new machines for virtualization?

Seperti yang dibilang ahli filsafat Prancis di atas: apa arti kertas saat ini? Bahan tulis ini seakan-akan terancam eksistensinya oleh sesuatu yang tidak bersifat fisik. Dalam kutipan di atas, Derrida seakan-akan menegaskan bahwa kertas tengah terkalahkan oleh mesin baru yang maya, tidak teraba oleh tangan, tidak tercium oleh pembauan, hanya terlihat dan terdengar.

Padahal hampir dua milenia kertas memainkan peran penting dalam sejarah peradaban manusia. Kertas, bila meminjam kata-kata Tsuen-hsuin Tsien (Science and civilisation in China. vol. 5, 1985: 1), telah terbukti sebagai material paling memuaskan bagi pikiran manusia sepanjang berkaitan dengan tulisan, dan manakala percetakan bersekutu dengannya, maka gagasan seseorang dapat dikomunikasikan ke banyak pihak lain yang terpisah dalam bentangan ruang dan waktu. Dengan kata lain, menurut Tsien, pesan-pesan tercetak telah membawa perubahan dalam mode intelektual benak manusia, dan kertas menyediakan perkakas paling ekonomis dan paling tepat untuk menyebarkannya.

Sebelumnya, Thomas Francis Carter (The Invention of Printing in China and Its Spread Westward, 1955: ix) mengatakan kertas adalah satu dari empat penemuan besar yang tersebar pada awal zaman Renaisans dan memberi andil pada terciptanya dunia modern. Keempat penemuan besar tersebut selengkapnya dalah kertas, percetakan, mesiu, dan kompas. Kesemuanya berasal dari Tiongkok.

Kata Carter, kertas dan percetakan membuka jalan bagi adanya reformasi keagaamaan dan memungkinkan adanya penyelenggaraan pendidikan yang menyasar ke masyarakat umum. Mesiu menumbangkan sistem feodal dan menciptakan tentara-tentara warga. Kompas berperan besar di balik penemuan benua Amerika dan membuatnya sebagai teater sejarah di luar Eropa.

Kilasan-kilasan sejarah penemuan kertas berikut penyebarannya di dunia dapat dibaca dari kompilasi Dard Hunter (Papermaking: The History and Technique of an Ancient, 1978: 463-584). Dari Hunter kita tahu, kronologi Dinasti Han menyatakan pada tahun 105 M, kertas ditemukan oleh kasim Ts’ai Lun karena media tulis sebelumnya tidak memuaskan. Sutra terlalu mahal dan bambu terlalu berat. Saat itu pemerintahan kerajaan diperintah oleh Chien-ch’u dan Ts’ai Lun diangkat sebagai penjaga kerajaan. Kemudian di masa Ho Ti (tahun 89-105), Ts’ai Lun diangkat sebagai kanselir umum dan di masa inilah, ia mengumumkan penemuan kertas kepada kaisar. Kertas penemuan Ts’ai Lun dikatakan berasal dari kulit bambu, perca kain, rami, dan jala ikan.

Pada tahun 150, cara membuat kertas disempurnakan oleh Tso Tzu-yi. Pada tahun 300, menurut kronologi Tionghoa, kertas mulai diterima secara umum sebagai pengganti alat tulis berupa kayu, bambu, dan sutra. Pada tahun 400, ditemukan tinta dari lampu, yang digunakan di Tiongkok untuk tulisan kuas dan pencetakan blok. Fan Yeh yang menjadi sarjana pertama yang merekam penemuan pembuatan kertas oleh Ts’ai Lun meninggal dunia pada tahun 445. Lima tahun kemudian, pada 450, kertas mulai umum digunakan di Turkestan Timur, mengganti semua bahan kaligrafi.

Ke luar Tiongkok, pembuatan kertas mulai diperkenalkan ke Jepang pada 610. Selanjutnya pada tahun 700, kertas mulai diberi ukuran. Kertas dilaporkan sudah digunakan di Mekah pada tahun 707, yang bahannya dari Tiongkok. Kertas mulai dibuat di Samarkand pada tahun 751. Inilah tempat di luar Tiongkok yang memahami rahasia pembuatan kertas, yang diungkap oleh tahanan perang. Setelah itu kertas dibuat di Baghdad pada tahun 793, diperkenalkan oleh Harun al-Rashid (766-809), yang memperoleh kemampuannya dari ahli yang didatangkan dari Tiongkok.

Pada tahun 800, kertas mulai digunakan di Mesir, sebagai impor dari Samarkand atau Baghdad. Tujuh tahun berikutnya, Kyoto mulai berhasil membuat kertas dan pada tahun 883, Mesir sendiri mulai dikatakan sudah dapat membuat kertas, dengan menggunakan metode Tiongkok. Sementara ke Eropa, kertas paling awal digunakan Spanyol pada tahun 950. Di Tiongkok sendiri, pada tahun 1041-1949, Pi Sheng menemukan cara membuat percetakan untuk aksara Tionghoa. Pada tahun 1100, kertas mulai dibuat di Maroko dan umum digunakan di Konstantinopel, Turki. Dua tahun selanjutnya, kertas mulai digunakan di Sisilia (tahun 1102).

Naskah Eropa paling awal yang ditulis di atas kertas berupa akta dari Raja Roger, yang tertulis dalam aksara Arab dan Yunani, di Sisilia, pada tahun 1109. Pada tahun 1157, Jean Montgolfier yang sempat ditahan dan dipekerjakan di pabrik kertas Damaskus selama Perang Salib Kedua mendirikan pabrik kertas pertama di Vidalon, Prancis. Sementara kertas mulai digunakan di Italia pada tahun 1154, di Jerman pada tahun 1228, dan di Inggris pada tahun 1309. Di Italia sendiri, pabrik kertas mulai disebutkan baru ada pada tahun 1276. Sementara di Inggris, pabrik kertas mulai didirikan pada tahun 1495 oleh John Tate, di Hertfordshire.

Puncak penggunaan kertas di Eropa adalah pencetakan Injil 42 baris oleh Johann Gutenberg antara tahun 1450 hingga 1455. Inilah yang menandai pencetakan buku di Eropa sekaligus permulaan bagi penggunaan kertas dalam skala besar. Tujuh dasawarsa kemudian, pada tahun 1521, jerami untuk pertama kali dilaporkan dijadikan sebagai bahan pembuatan kertas Tionghoa. Sementara di Russia, pabrik kertas pertama didirikan pada tahun 1576 di Moskow dan di Belanda, pembuatan kertas dalam skala nasional dikatakan dimulai pada tahun 1586, di dekat Dodrecht. Dan akhirnya, pencetakan Eropa mulai diperkenalkan ke Tiongkok pada tahun 1589 oleh pendeta Jesuit dan ke Jepang pada tahun 1591.

Bagaimana dengan Asia Tenggara dan benua Amerika? Menurut Hunter, percetakan Eropa pertama didirikan di Kepulauan Filipina pada tahun 1593 oleh Ordo Dominikan. Percetakan tersebut menghasilkan dua buku yang kertasnya didatangkan dari Spanyol. Kemudian antara tahun 1638-1639 didirikan percetakan pertama di Amerika Utara oleh Stephen Daye, yaitu di Cambridge, Massachusetts.***

 

Keterangan foto:

Ts’ai Lun atau Cai Lun (c.50–62–121 CE), penemu kertas di Tiongkok. Sumber: wikimedia.org.

 

*Pengurus Pusat Forum TBM Divisi Litbang

Leave a Reply