Pagi itu, saya baru saja tiba di halaman PAUD. Beberapa anak berlari dan berteriak mendekati saya.

“Ayah Hamid, ayo bacakan buku cerita lagi pada kami” Pinta Tegar, Anin, Luna dan beberapa teman lainnya tidak sabar.

Saya sontak terdiam. Memandang mata mereka yang berbinar penuh semangat belajar. Mereka menggenggam tanganku dan menarik ke arah pojok baca yang ada di depan halaman sekolah.

“Baiklah, hari ini Ayah Hamid akan bercerita tentang Tiga Ekor Babi Kecil.”

Setelah selesai bercerita, keesokan harinya hingga hari berikutnya berturut-turut mereka kembali memintaku untuk terus membacakan buku. Mereka suka sekali dengan buku. Saat ini, di kehidupan mereka tidak ada bisa lepas dari yang namanya buku. Iya, sekali lagi, buku!

Tidak kalah menariknya, setelah satu minggu dibacakan cerita, saya secara diam-diam mengamati mereka. Ternyata kemampuan bahasa, rasa keberanian serta rasa percaya diri dalam diri si anak menjadi tumbuh begitu cepat.

Salah satu orang tua dari mereka juga bercerita pada saya bahwa anaknya tidak mau tidur sebelum dibacakan sebuah cerita oleh bapak atau ibunya. Selain itu, anaknya juga sudah mulai berani dan percaya diri, katanya.

Dari sepenggal pengalaman saya ini, tentu menyadarkan kita sebagai orang tua untuk mengenalkan buku pada anak sedini mungkin. Karena kita tahu bahwa buku merupakan sumber dari pada ilmu dan pengetahuan.

Sebagai orang tua, mungkin kita telah banyak dipengaruhi dengan anjuran untuk mendidik anaknya melalui homeschool, sekolah umum, privat, ataupun les. Akan tetapi, kelihatannya kita setuju pada satu hal, yaitu kita ingin anak kita kelak memiliki apresiasi yang baik untuk membaca literature. Karena hal inilah yang nantiya dibutuhkan oleh anak-anak agar mereka siap untuk menjalani kehidupan di universitas, pekerjaan, dan kehidupan secara keseluruhan.

Untuk itu, agar anak-anak memiliki apresiasi yang baik untuk membaca literature maka setidaknya ada beberapa hal yang mesti dilakukan.

Pertama, berilah pemahaman kepada anak bahwa buku merupakan sesuatu yang spesial. Orang tua bisa memulai dengan mengajak merawat buku-buku cerita mereka. Tekankan pada anak untuk selalu merawatnya.

Kedua, kondisikan anak untuk selalu berada di sekeliling buku-buku. Misalnya orang tua bisa menempatkan buku-buku di ruangan yang terjangkau dan sering digunakan oleh anak untuk bermain.

Ketiga, luangkan waktu untuk bercerita kepada anak. Bacakan satu atau dua buku sebelum tidur, tiap malam. Ceritakan kepada mereka kisah-kisah orang-orang sukses yang lahir dari ketekunan membaca, kisah-kisah pahlawan, kisah-kisah pemberani, dan kisah-kisah yang dapat memberikan manfaat bagi anak.

Keempat, jatikan diri kita sebagai teladan atau sosok yang cinta dengan buku. Jika anak-anak kita melihat kita membaca dan menikmati buku-buku, maka mereka pun akan melakukan hal yang sama.

Dengan melalui keempat hal yang demikian, anak akan cinta membaca. Dan, lama kelamaan mereka akan terbiasa untuk membaca. Dari sini, anak yang terbiasa membaca buku maka akan tumbuh kuat semangat belajarnya. Sehingga tidak heran jika nantinya akan berimbas pada prestasi akademik maupun non akademiknya. Bukankah anak yang demikian yang diidealkan oleh para orang tua? Selamat mencoba!