Oleh. Tomi Omay
Ketika masih kecil sebelum bisa mengaji Al-Qur’an, tentunya anak-anak mayoritas membaca IQRO’ terlebih dahulu, dan pada hari Jumat, 15 Oktober 2023 tidak pernah saya dan teman-teman—”Para Penulis Kreatif TBM Hegar Manah, Kampung Karanganyar, Desa Mekarmulya, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut”—membayangkan bisa berkunjung ke Gedung Dakwah Al-Quran, dan disambut luar biasa oleh Team Tadarus AMM Yogyakarta.
Di sini, kami mendapatkan wawasan baru—terkait metode IQRO’—yang disampaikan oleh Ustaz Roihan Afandi, S.I.P. sebagai Ketua Lembaga Team Tadarus AMM Yogyakarta.
Beliau memberikan selayang pandang mengenai AMM Yogyakarta. AMM merupakan singkatan dari “Angkatan Muda Masjid dan Musholla”. Selain itu, beliau mengenalkan kepada kami lebih dalam mengenai penemu Metode IQRO’ yang sangat berjasa bagi anak-anak muslim di seluruh Indonesia.
KH. As’ad Humam, yaitu penemu Metode IQRO’, dilahirkan pada tahun 1933 dan dibesarkan di Kampung Selokraman, itu adalah kampung kecil di Kelurahan Purbayan, Kecamatan Kotagede, Yogyakarta.
Beliau bersama Team Tadarus AMM yang telah mendirikan TK Al-Quran “AMM” di Yogyakarta pada tanggal 16 Maret 1988. TK Al-Quran AMM inilah yang kemudian banyak dijadikan inspirasi oleh TK-TK di berbagai daerah di Indonesia.
Selain itu, KH. As’ad Humam pun merupakan penggagas gerakan pemberantasan buta huruf baca Al-Qur’an Indonesia dan penyusun buku metode IRQO’. Masyaallah.
Ada beberapa rekan beliau yang juga menjadi teman seperjuangan dari Kotagede, Yogyakarta. Di antaranya:
-Prof. Abdul Kahar Muzakkir, anggota BPUPKI
-H. M. Rasjidi (Menteri Agama pertama RI)
Ketika mendengarkan penjelasan beliau, saya dan teman-teman bersyukur tiada henti di dalam hati karena bisa tahu mengenai sosok penemu metode IQRO’ ini.
Setelah itu, Ustaz Roihan Afandi menjelaskan tentang program-program yang ada di Team Tadarus AMM Yogyakarta, di antaranya:
-Pelatihan Ustaz/Ustazah (tingkat dasar, lanjutan, mahir, training of trainer).
-Syahadah Al-Quran (Tartil Al-Quran, Syahadah 1, 2A, 2B, 3).
-Syahadah Metode IQRO’/KIBAR (uji kemampuan mengajarkan IQRO’/KIBAR)
Masyaallah, beliau menjelaskan secara simpel. Namun, rinci dan menyeluruh, sehingga kami ikut larut dalam penjelasan itu.
Ustaz Iwan menambahkan, bahwasannya branding dalam suatu usaha itu sangat memengaruhi keberlangsungan sesuatu yang sedang dirintis.
Beliau bercerita sedikit bahwa dulu anak-anak yang mengaji sistemnya tidak profesional, tidak ada branding yang menarik, sementara di tangan KH. As’ad Humam, hal tersebut di-manage sedemikian rupa agar terstruktur rapi. Mulai dari gurunya pakai seragam hingga di akhir semester ada rapor dan wisuda.
Karya tulis yang beliau ciptakan dengan keikhlasan itu kini sudah berlayar ke berbagai negara, tak hanya di Indonesia saja. Melainkan ke Tokyo, Australia, Palestina, hingga ke salah satu negara di Barat sana.
IRQO’, buku metode belajar membaca Al-Quran yang sudah resmi digunakan oleh Kementerian Pendidikan Indonesia ini pun hingga menjamur ke Malaysia, yang mana di sana mereka bisa membaca Al-Quran dengan bantuan metode IQRO’. Masyaallah.
Ada beberapa alasan kata beliau kenapa TPA di beberapa tempat seringkali seperti “diremehkan” dan seolah-olah “bebas” dalam artian mereka mengaji semaunya saja. Salah satu penyebabnya ialah:
1. Tidak ter-manage. Banyaknya guru dengan jumlah santri yang dipegang tidak ideal, padahal idealnya satu guru ialah mewadahi enam santri, sehingga penyampaian ilmunya bisa lebih mencengkeram. Setiap guru musti ada tugasnya masing-masing, tidak boleh seorang guru mengaji menjadi tukang bersih-bersih, harus ada petugas kebersihan yang mengerjakan itu. Kita musti memuliakan seorang guru dan membuatnya nyaman.
2. Tidak ada kurikulum. TPA yang seolah “diremehkan” terjadi karena tak ada kurikulum untuk acuan belajar-mengajar, sehingga pembelajaran tidak efektif.
3. Branding yang seolah tidak dihiraukan.
Selain karena ter-manage dan terstruktur rapi dalam pembelajarannya, salah satu tips yang membuat TPA di sana ramai santri dan orang tua sangat ingin anak-anaknya belajar ialah adanya apresiasi yang membuat santri makin semangat mengaji.
Setiap kali santri naik dari setiap tingkatan KIBAR, akan diberikan hadiah. Contohnya, lulus dari KIBAR A maka diberikan mug bergambar wajah santri dan logo TPA-nya, kemudian lulus dari KIBAR B, diberikan tumblr dengan dihiasi wajah santri dan logo TPA-nya, dan lulus KIBAR C diberikan jam dinding dan Al-Quran. Masyaallah.
Hal itu, bisa menjadi nilai jual dan iklan yang bagus untuk TPA, dari mulut ke mulut akan mulai tersebar jika pembelajaran dan pelayanan yang terstruktur rapi dirasakan oleh santri dan walinya.
Setelah mendapatkan banyak sekali insight dari ustaz-ustaz yang ada di Gedung Dakwah Al-Quran Team Tadarus AMM Yogyakarta ini rasanya saya ingin meningkatkan branding, image, kuantitas, dan kualitas saya dalam berkarya. Supaya karyanya bisa melambung tinggi seperti KH. As’ad Humam yang mana sampai detik ini buku IQRO’ masih jaya dan membantu anak-anak muslim untuk bisa membaca Kalam Allah.
Untuk apa hidup di dunia jika tidak berkarya di jalan-Nya, maka dari itu, saya insyaallah akan semakin semangat dalam menulis, supaya bisa bermanfaat dan karya tersebut bisa menjadi wasilah saya mendapatkan syafaat di akhirat.
Amin.