Categories
Artikel

Sprit Baru Energi Literasi Dari Rumah

Apabila ada yang bertanya mengenai kreativitas, maka akan dijawab keadaan serta realitas sosial yang menyertainya. Seperti pandemi yang banyak menyedarkan serta menumbuhkan kreativitas oleh banyak kalangan. Selain itu, keberterimaan teknologi di masyarakat semakin diterima. Apa kesadaran dan kreativitas harus selalu muncul ketika dalam tekanan? Apa tidak ada kesadaran yang lahir dari hati yang paling dalam. Tergantung dari mana melihat dan menilai asumsi dari opini publik tersebut. Yang jelas, kita harus terus bergerak serta menyesuaikan dengan kondisi.

Energi Literasi dari Rumah Lahir ketika pandemi COVID-19 melanda Indonesia. Supaya dapat terus bergerak dan menggerakan, maka Forum TBM (masa-masa akhir kepengurusan Firman) merespon keadaan dengan membuat kegiatan secara daring, yaitu Energi Literasi dari Rumah.

Kegiatan Energi Literasi dari Rumah disambut baik oleh publik. Oleh karena itu, Forum TBM (masa kepengurusan Opik) melanjutkan program yang telah digagas oleh pengurus sebelumnya. Konsepnya tidak jauh berbeda, hanya ketika dulu dilaksanakan satu minggu sekali, sekarang dilaksanakan satu bulan sekali.

Energi Literasi dari Rumah edisi pertama pertama kepengurusan Opik, langsung membuat gebrakan dengan menghadirkan Ketua Forum TBM dari awal hingga kini. Para ketua tersebut menjadi narasumber di Energi Literasi dari Rumah, Firman Hardiansyah (2015-2020), Gol A Gong (2010-2015), Zulkarnaen (2005-2010), dengan moderator Opik (2020-2025). Pada kesempatannya sebagai narasumber, mereka menceritakan selama mengurus Forum TBM.

Zulkarnaen, sebagai ketua pertama tentunya menjadi tantangan besar ketika diamanahi sebagai ketua Forum TBM yang skupnya sangat luas, yaitu Indonesia. Zulkarnaen yang akrab dipanggil Kang Zul, menyampaikan bahwa ketika kepengurusannya lebih pada bagaimana meletakan pondasi keorganisasian Forum TBM ini. Beliau dibantu oleh pengurusnya membuat Forum TBM pada tingkat provinsi, juga pada tingkat daerah. Selain itu, Kang Zul sering berkeliling Indonesia untuk silaturahmi dalam menguatkan keorganisasian Forum TBM. Karena menurutnya, bahwa silaturahmi itu penting di Forum TBM. Seperti yang diungkapkannya bahwa “hal utama dari Forum TBM adalah silaturahmi dengan anggota (TBM) di berbagai daerah.”

Selain Kang Zul, Gol A Gong yang akrab dipanggil Mas Gong juga bercerita mengenai pengalamannya ketika diamanahi sebagai Ketua Forum TBM. Mas Gong sangat bersemangat ketika diminta oleh moderator menceritakan pengalamannya ketika mengurus forum. Pada kesempatannya, Mas Gong menyampaikan bahwa, setiap anggota atau relawan TBM harus memiliki kemampuan. Kemampuan tersebut dapat berupa kemampuan menulis, desain, foto, video, serta lain sebagainya. Namun ketika masa kepengurusannya, Mas Gong lebih menitikberatkan pada kemampuan menulis. Selain Gol A Gong adalah sosok penulis dengan novelnya yang fenomenon Balada Si Roy, ia senang menularkan kemampuan menulisnya pada pengelola TBM, supaya pengelola TBM mempunyai buku sendiri.

Lain Gong lain Firman, meski keduanya sama-sama dari Banten. Kepengurusan Firman tinggal membangun melanjutkan sambung spirit yang sudah dilakukan oleh peiode sebelumnya. Firman dengan gaya kepemimpinan “rock n roll” telah berhasil membangun dinamika kritis di Forum TBM. Dinamika ini penting dalam perkembangan literasi di Indonesia. Supaya literasi yang sedang diangkat oleh pemerintah serta menjadi bagian dalam kecakapan abad 21, tepat sasaran serta diterima oleh masyarakat. Bahwa masyarakat sadar akan pentingnya literasi tersebut (literasi dalam kontek yang lebih luas). Firman beserta pengurusnya berhasil membangun atmosfer tersebut.

Energi Literasi dari Rumah dan Spirit Gerakan di Masa Pandemi

Energi Literasi dari Rumah kali ini terasa istimewa karena langsung dihadiri oleh Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Dirjen PAUD, Dikdas dan Dikmen, Kemendikbud Republik Indonesia, Dr. Samto.

Pada sambutan sebagai pembuka acara, Dr. Samto yang akrab di telinga para pegiat literasi dengan sebutan Pakde, mengingatkan kembali pada semua peserta yang hadir dalam acara, bahwa keadaan kita (dalam konteks Indonesia) belum kembali seperti semula, pandemi COVID-19 belum selesai. Pakde terus mengingatkan mengenai protokol kesehatan serta menjaga kesehatan supaya pegiat literasi dapat terus melanjutkan perjuangannya membumikan literasi di Indonesia. Pakde juga menyampaikan bahwa “kita tidak boleh menyerah dalam kondisi (pandemi COVID-19) ini, terus bergerak dan menggerakan supaya masyarakat semakin literat.”

Pada kesempatan yang sama, Pakde juga menyampaikan bahwa pada masa pandemi COVID-19, banyak komponen-komponen literasi yang menyadarkan kita (masyarakat) seperti penerapan dari teknologi dalam keseharian. Selain hal itu, peran masyarakat yang begitu luar biasa mengedukasi literasi kesehatan, hukum, finansial, pada masa pandemi. Ide-ide kreatif bermunculan.

Pandemi memang belum selesai, kita belum memang melawan COVID-19, namun gerakan literasi harus terlus dijalankan. Demi masa depan Indonesia yang lebih baik lagi.

Banyak sekali program-program kreatif dilakukan oleh Taman Bacaan Masyarakat juga pemerintah. Salah satunya adalah Magang Pegiat Literasi. Magang ini dilaksanakan di sepuluh titik yang tersebar dari barat hingga timur Indonesia. Magang ini dilaksanakan secara daring melalui aplikasi zoom. Magang Pegiat Literasi ini adalah ikhtiar dari Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus dalam memajukan literasi. Selain magang, ada pula Kampung Literasi yang sekarang sudah ada 114 titik, tersebar di Indonesia yang sedang dimajukan oleh pemerintah. Kampung Literasi sendiri seharusnya menjadi contoh gerakan yang baik dalam mengembangkan literasi di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Dr. Cecep Suryana, MM. ketika ia memaparkan epilog kegiatan Energi Literasi dari Rumah “Kampung Literasi harus menjadi patron gerakan literasi dan perkembangan literasi di Indonesia.”

Dr. Cecep Suryana, MM. sebagai Koordinator Fungsi Keaksaraan dan Budaya Baca, Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Dirjen PAUD, Dikdas dan Dikmen, Kemendikbud RI, juga terus memberikan semangat serta motivasi pada Forum TBM kepengurusan 2020-2025 supaya dapat terus bersinergi serta lebih baik dari kepengurusan sebelum-sebelumnya.

Suntikan semangat dari Dr. Cecep Suryana, MM. disambut baik oleh Opik di mana pada kegiatan ini mengampu sebagai moderator. Opik juga mengatakan bahwa “ketua tidak bisa bekerja sendiri, akan dibantu oleh pengurus untuk memperlancar roda organisasi Forum TBM, begitu pula di Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah.”

Salam

Leave a Reply