Categories
Kolom KOLOM VUDU

Donasi BUKU Untuk INDONESIA Bahagia

Kebahagiaan itu bukan sekadar memenuhi kebutuhan diri sendiri. Lebih jauh dari itu, seseorang yang telah selesai dengan dirinya kemudian tidak menuruti hawa nafsunya, tetapi ia membaginya dengan orang lain. Jika hal itu membuat dirinya merasa lebih dari sekadar senang ketika ia berbagi, maka ia telah menemukan kebahagiaan sejati.

Mengawali tahun 2018, Forum Taman Bacaan masyarakat bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Edukasi Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi, PT POS Indonesia, dan Perpustakaan Nasional RI mengajak seluruh pihak yang selama ini mendukung gerakan literasi di tanah air untuk saling memperkuat jalinan silaturahim, ikut serta mengirimkan donasi buku untuk sekitar 500 TBM di seluruh Indonesia.

“Mari kita awali tahun 2018 ini dengan membangun sinergi dan komitmen bersama yang lebih besar bagi kemajuan literasi bangsa kita. Salam literasi!” tajuk dalam poster pengiriman donasi buku, (Rabu, 17/1/2017).

Sebelum penyerahan kunci, STNK, dan penerimaan berkas dari pihak Perpusnas ke para pegiat terpilih penerima bantuan motor, sebagian dari mereka ikut hadir dalam acara pengiriman donasi buku di PT. POS Indonesia, (Rabu, 17/1/2018) .

Dalam acara tersebut, KPK dan PT POS akan membangun collaborative action untuk penguatan literasi di masyarakat. Salah satu program yang digagas KPK dan telah berjalan adalah Panglima Tali Integritas dengan menjadikan para pegiat literasi terpilih sebagai agen literasi antikorupsi di masyarakat. Pojok antikorupsi akan dibangun yang bekerja sama dengan TBM terpilih. KPK akan keliling ke seluruh BUMN untuk penguatan dan pencarian dana agar para pegiat di daerah dapat terbantu dalam gerakan. Penjelasan tersebut dipaparkan Direktur Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi: Bapak Sujanarko.

Kepala Kantor Pos Jakarta Pusat, Bapak Joniar Sinaga merasa bangga dapat berkolaborasi dengan para pegiat literasi dan TBM. Fasilitas fisik PT. POS di seluruh Indonesia dapat diberdayakan. Ia berharap dapat terealisasi secara bertahap, tidak serta-merta, tetapi dipertimbangkan dengan matang. Pergerakan literasi tidak kelihatan jika kegiatan saling kirim dilaksanakan satu bulan sekali. Harapannya akan berlanjut dan semakin melibatkan banyak pihak. “Kami punya misi untuk menjadi aset yang berguna bagi bangsa dan negara. Pojok baca, pojok KPK, Pojok Antikorupsi, sangat luar biasa. Sejak dimulai, 20 Mei 2017 telah terhitung 88.4 ton,” paparnya.  Selain itu, ia mengingatkan seluruh tamu yang hadir untuk berbagi kebaikan, “Karena kebaikan itu menular,” pungkasnya dalam sambutan.

Pejabat yang hadir dalam acara donasi buku tersebut di antaranya: Dirjen PAUD dan Dikmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI: Dr. Haris Iskandar, Deputi Bisnis E-commerce Regional 4 Jakarta: Bapak Febby, Kepala Kantor Pos Jakarta Pusat: Bapak Joniar Sinaga, Direktur Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi: Bapak Sujanarko, Kasubdit Pendidikan Keaksaraan dan Budaya Baca Kemendikbud: Dr. Kasum, M. PD, Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca Perpustakaan Nasional RI: Bapak Deni Kurniadi, Business Director Gramedia: Bapak Heri Darmawan, The Asia Foundation: Ibu Aryasatyani Sinta Dewi, Project Manager Provisi Education: Bapak Syaifullah, Sahabat Literasi: Kang Maman Suherman, Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia: Ibu Rosidayati Rozalina, Ketua Ikatan Alumni (Iluni) UI: Bapak Arief Budhy Handoko, Dompet Dhuafa: Bapak Eko.

Dirjen PAUD dan Dikmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI: Dr. Haris Iskandar, “Objek pendidikan antikorupsi ada di ITB. Character building sejak dini mulai dari PAUD. Koruptor itu tidak salah-salah amat karena salah didikan orang tua, guru, dan masyarakatnya saat masa kecilnya.”

Menurutnya, seluruh komunitas literasi, baik TBM, PKBM, dan lain-lain sangat militan dalam menggelorakan gemar membaca di masyarakat. Pengalaman hidup 10 tahun di Amerika, ia merasa di surga; buku-buku murah, best seller, dan berkualitas. Sedang fakta di lapangan masyarakat Indonesia masih kurang dan kualitas belum cukup baik. Ia sempat mengunjungi gudang-gudang saat di Washington DC. Peraturan perpajakan mereka cerdas, memproduksi 8 ribu dan 10 ribu sama saja ongkosnya.

Sebanyak  22 ribu eksemplar telah dikirimkan ke-500 TBM. Terdapat kesenjangan antara wilayah ibu kota dan daerah, di antaranya; mempertemukan antara donatur dengan TBM; antara yang butuh dan membutuhkan. “Literasi kita seperti di India, begitu murah. Sampai ke desa-desa, referensinya ada. Budaya ilmiah, literasi sains di antara budaya mistik yang masih kental. Abad 21 tidak cukup literasi calistung. Budaya irasional masih tinggi. Semua memegang gawai, tetapi seberapa besar dapat memberdayakan kehidupan mereka?” jelas  dan tanyanya kepada para tamu yang hadir.

Menurutnya, kesadaran masyarakat terhadap kekayaan bangsanya sendiri masih jauh. Tiga dari lima buku tentang kekayaan Indonesia masih ditulis oleh orang luar Indonesia. Rakyat kita masih belum bisa menuliskan namanya, nun jauh di pelosok sana. Meskipun, buta huruf kurang dari 2 persen.

“Sinergi dengan berbagai organisasi KPK, GRAMEDIA, POS, IKAPI, ASIA FOUNDATION, dan lain-lain. Saling memberdayakan. Saling meringankan beban hingga menjadi berkah bagi masyarakat. Sustained abbility kondisi perpolitikan, semoga lebih berkembang dengan produk hukum. Kerja bakti ini harus terus dilaksanakan,” tutup Haris.

“Ada yang belum disebut dari tadi, yaitu kawan-kawan pegiat literasi,” kata Kang Maman sambil mengusap kepala plontosnya. Ia melanjutkan refleksi pertemuan pejabat dengan pegiat literasi di PT. POS dengan menjelaskan bahwa lima ratus buku telah diterbitkan oleh anak-anak pesantren.

“Apa itu bahagia?” ia tiba-tiba bertanya.  Aristoteles mengatakan, kebahagiaan sejati berasal dari batin yang telah ‘dididik’, dan karenanya harus dimulai sedari dini. Pendidikan yang baik tidak membiarkan seseorang berkembang “sesuai seleranya sendiri”, tetapi perlu dibuka dimensi hatinya agar orang tersebut merasa bangga dan gembira apabila ia berbuat baik, sedih dan malu apabila melakukan sesuatu yang buruk. Melalui perasaan-perasaan itu seseorang, tanpa paksaan, Belajar berbuat baik dengan gampang dan menolak dengan sendirinya yang jelek atau memalukan.

“Dan menjadi bahagia, ujar Aristoteles, disadari atau tidak, adalah tujuan semua manusia. Motif yang menggerakkan manusia melakukan apa pun adalah untuk mencapai kebahagiaan!” Kang Maman menambahkan.[]

Categories
Opini

Fakta Menarik tentang Buku

  • Pada tanggal 24 Mei 2004 ada peristiwa unik di Australia. Rekor dunia baca buku terlama dengan suara keras telah terjadi di sana. Bertempat di “the Sutherland Library”, Sydney, New South Wales, Ke-enam orang: Amy White, Kristy Wright, Brian Jones, Michael Dahl, Jeanette Dean & Georgina Konstana membacakan buku-buku dengan berteriak secara maraton selama  81 Jam 15 Menit (Dari tgl 24-27 Mei 2004).

  • Barbara Cartland adalah novelis paling produktif. Perempuan ini bisa menyelesaikan penulisan novelnya setiap dua minggu sekali. Ia telah menerbitkan 723 novel.

  • Kertas pertama kali ditemukan oleh seorang politikus dari cina bernama Ts`ai Lun. Sekitar tahun 105, Ia kerap mengumpulkan kain bekas, kulit kayu dan jaring ikan yang sudah lapuk serta beberapa utas tali . Bahan-bahan tersebut direndam dalam sebuah bak yang berisi air. Lalu, dengan menggunakan balok ia mengaduk dan memukul-mukulnya sampai tercampur. Kemudian campurannya dimasukan ke dalam cetakan. Ketika sudah mengering Tsa`ai Lun mengeluarkannya dan hasilnya sudah menjadi kertas. Di dunia, lembaran  kertas hasil kreasi Ts`ai Lun adalah yang pertama.

  • Diamond of Sutra adalah sebuah buku yang pertama kali dicetak dalam jumlah yang sangat banyak. Buku  tersebut diterbitkan di Korea  sekitar tahun 1409.

  • Buku pertama yang bersampul tipis dicetak pertama kali di Jerman pada tahun 1841. Buku tersebut sangat laris di Inggris. Buku-buku bersampul tipis itu sangat digemari juga oleh orang-orang Amrik.

  • Satu-satunya jin yang pernah diwawancara adalah Jin Muslim. Wawancaranya bisa di baca dibuku Dialog dengan JIN Muslim karya Isa Dawud yang terbit di Jedah tahun 1992.

  • Selama tahun 2007 di Indonesia memang banyak sekali buku-buku yang juga terbilang aneh di toko buku. Tujuannya sih untuk menarik perhatian pembaca. Ada buku yang diselipkan CD Musik. Ada buku yang dilengkapi juga dengan permainan semacam monopoli. Ada sebuah buku yang hanya dibuat selama 3 minggu. Ada buku yang dibuat dari wawancara dengan orang mati. Ada buku yang dibuat untuk meramal  masa yang akan datang (kiamat). Ada buku yang dibuat dari pengalaman chatting. Ada buku yang terbelah dua di tiap lembar halamannya. Dan banyak lagi.!

  • Dulu, sekitar tahun (1124-1164) Kaisar Jepang Sutoku pernah menulis buku aneh. Soalnya buku yang ia tulis dengan menggunakan darahnya sendiri sebagai tinta.  Ia menyalin buku Lankavara Sutra, sebuah buku agama setebal 135 halaman, 1.215 baris dan 10.500 kata.

  • Gadsby adalah sebuah novel yang sangat unik. Pasalnya,novel besutan E.V. Wright  kelahiran Inggris  yang terdiri dari 50.000 kata itu sangat membuat kaget pembacanya. Dalam novel itu kita tak akan pernah menemukan satu pun huruf e.

  • Sebuah buku yang diterbitkan oleh musuh Duke. Selain buku gambar,mungkin buku yang berjudul The Exploits of The Duke d`pernon adalah satu satunya  buku yang semua halamannya polos. sang penulis tidak menuliskan satu patah katapun dalam buku setebal 500 halaman itu. Penulis sebenarnya ingin menyampaikan pesan kritik kepada para pembacanya, bahwa Duke d`Epernon selama hidupnya tidak pernah membaca.

  • Buku merupakan perbendaharaan yang tidak ternilai untuk kemajuan hidup. Hidup kita seluruhnya adalah masa belajar. Sabda Nabi: Tuntutlah pengetahuan itu dari buaian sampai ke lubang lahat.

  • Baca buku adalah hobi yang paling sedikit mengeluarkan uang. Menurut survey, justru berkebun adalah hobi yang paling menguras dompet dibandingkan dengan hobi-hobi lainnya.

  • Bill Gates, adalah salah satu Orang terkaya di dunia  yang sejak kecil punya hobi membaca ensoklopedia. Kekayaanya, kalau ditukarkan dengan uang koin Rp. 100,- dan dikumpulkan/ditumpukan bisa mengalahkan gunung Everest.

  • Membaca  buku,  katanya bisa menambah umur satu hari untuk setiap buku yang dibacanya. Tapi perlu diingat dan hanya sebagai catatan saja:  bahwa Cuma ada satu  dari 2 milyar orang yang bisa bertahan hidup hingga usia 116 tahun atau lebih.

  • Dalam sebuah perpustakaan, disarankan: warna rak buku tidak berwarna biru. Ada kemungikan dalam rak itu bisa dijadikan markas berkumpulnya nyamuk. Karena nyamuk dua kali lebih tertarik sama warna biru ketimbang warna-warna lainnya.

  • kata ‘OZ’ dalam kisah dongeng the Wizard of OZ bermula saat sang penulis, Frank Baum, nggak sengaja melihat ke susunan abjad O-Z di Filing Cabinet-nya.

  • Dalam kenyataannya, ketika membaca pun kita sering berkedip. Tau nggak: Dalam Setahun, kita rata-rata mengedip sekitar 4,2 juta kali

  • Buku dengan judul yang terpanjang di dunia. Banyak cara kalau sang penulis mau hasil karyanya menjadi best seller. Selain isinya mesti menarik, promosi bukunya juga harus gencar mengena kepada calon pembaca, Cara lain bisa juga dengan membuat suatu daya tarik dengan menciptakan sesuatu yang mendapat perhatian. The longest title of a book is 1,433 characters (290 words) and was written by Davide Ciliberti (Italy) in July 2007. Mau tahu judul bukunya? Siap-siap tarik nafas ………….. ‘”Per favore dite a mia madre che faccio il pubblicitario lei pensa che sono un pierre e che quindi regalo manciate di free entry e consumazioni gratis a chi mi pare, rido coi vips, i calciatori le veline e le giornaliste, leggo Novella e mi fotografano i paparazzi, entro neI privé saltando la coda, bevo senza pagare, sono ghiotto di tartine e gin tonic, ho la casa piena di oggetti di design, conosco Paris Hilton, Tom Ford ed Emilio”

Categories
Berita

Menembus Jawa Barat, Menyebarkan Virus Baca

Penuh drama dan cerita realita yang berbalut kasih. Tim Gowes Literasi mengalami keduanya saat blusukan di  tatar sunda.

Saat kabupaten Kuningan didaulat sebagai tuan rumah untuk menyelenggarakan event besar memperingati Hari Aksara Internasional (HAI) 2017, kami langsung bernazar ingin ikut serta memeriahkannya. Para goweser juga ditawarkan untuk berkolaborasi bersama mereka pecinta buku dan anak. Namun, karena memang jadwal perjalanannya cukup panjang maka hanya empat orang saja yang terlibat. Mereka adalah Edi Dimyati (penulis dan pemain Yo-Yo), Rian Hamzah (pendongeng sekaligus pengelola Taman Baca Sanggar Alam Kita), Isur Suryadi (Guru ngaji dan Relawan Kampung Buku) , dan Ana Mulyana (Guru Gambar dan Mekanik Sepeda)

Kuartet  bermodal nekat yang memiliki semangat berbagi ini telah menetapkan azam, menyusun rencana apa yang akan diperbuat selama perjalanan. Tentu  hal baru dalam aktifitas saat tur bersepeda. Makanya, kemasan yang kami inginkan adalah berolahraga sambil memberi edukasi. Sehubungan acara HAI di kuningan yang berlangsung dari tanggal 6-8 September 2017, maka kayuhan pertama dimulai dari Jakarta tanggal 3 September 2017. Tentu keberangkatanan awal itu sudah diperhitungkan agar kesampaian kami dalam  puncak acara di lokasi tujuan  bisa tepat waktu.

Persiapan mental dan fisik sudah dibentuk semenjak sebulan sebelumnya. Puluhan buku ditata dalam tas sepeda dan cargobike, peralatanan mandi dan pakaian lengkap dibungkus. Perbekalan makanan  cukup untuk kesiagaan sampai beberapa kabupaten. Dari Jakarta gowes dimulai dan Bekasi sebagai kota pertama yang kami singgahi. Sambil menjemput Rian Hamzah, kami singgah di Sanggar Alam Kita . Bersilaturahim kepada sesama rekan pegiat literasi sambil bercengkrama dengan anak-anak. Bermain, menghibur dan berdiskusi. Selepas makan siang, sepeda-sepeda baca itu melaju masuk ke Karawang. Tanpa terasa sore hari sampai di Lapang Karang Pawitan.  Anak-anak yang sedang berlatih inline skate  antusias melihat kehadiran kami. Betapa tidak, sepeda-sepedanya unik. Dipasang bendera, ada keranjangnya, bentuk dan bawaannya juga memincut ingin mengerubunginya. Makanya, tak ada alasan untuk segera menata buku di atas terpal. Sambil istriahat, para ibu dan anak-anaknya yang sedang bermain sepatu roda itu ikut nimbrung membaca. Bahkan, ada satu kakek tua yang khusus membaca komik biografi. Penggemar tokoh bung Karno yang sudah sepuh itu melahap beberapa buku yang kami bawa. Dan, sebagai kenangan kami memberi beberapa buku untuknya  menjadi milik pak tua.

***

Hari sudah gelap, Ba’da magrib kami melanjutkan perjalanan menuju persinggahan untuk berisitrahat. Ya, hotel bulan bintang alias masjid menjadi tempat rehat bermalam kami. Karena disamping gratis, persediaan air biasanya melimpah buat berbilas. Dan, lagi kami menjadi tenang dalam menunaikan ibadah sholat. Kesokan harinya, setelah sarapan petualangan membawa buku terus belanjut menuju pantura dan masuk ke sekolah dasar negeri Ciberes, Subang. Atas ijin dari kepala sekolah kami dipersilahkan untuk menghibur anak-anak kelas satu. Mendongeng , sulap dan memberi edukasi seputar dunia lingkungan dan akhlak. Anak-anak nampak terlihat riang, bahkan ada yang tertawa sampai terbahak memukul-mukul meja belajar. Pasalnya, sebelumnya tak ada guru-guru yang pernah memberikan sesuatu yang unik dan menggembirakan. Para guru merasa bersyukur atas kedatangan kami, berucap beribu terimkasih dan menginginkan kehadiran tim gowes literasi kembali. Keceriaan anak-anak menjadi pemicu semangat, untuk terus gowes menuju kabupaten lain. Pun, saat kami singgah di sekolah dasar di Indramayu dan Cirebon. Antusiasme sama diperlihatkan, apalagi permainan yo-yo dengan penuh intrik disuguhkan begitu memukau.

Yeah, buku-buku yang kami bawa tak hanya diserbu ketika digelar di taman dan tempat area publik. Bahkan ditempat persitirahatan sementara juga dilirik. Seperti di warteg, pos ronda, warung kopi, kantor pemadam kebakaran, museum, masjid, bahkan di kantor polisi. Inilah bentuk kepedulian kami agar akses bahan bacaan lebih dekat dengan masyarakat. Menyebarkan terus virus baca ke pelosok sambil mengkampanyekan kegemaran membaca.

Sambutan meriah tak hanya diberikan saat kami singgah, namun sepanjang perjalananpun banyak orang-orang yang respek kepada tim gowes literasi. Lambaian tangan dari anak-anak memecut spirit kami terus mengayuh tanpa henti, sapaan warga lokal kala melintas merontokan rasa lelah. Ada pula presenter RRI yang mendekat dan mengikat janji untuk wawancara. Belum lagi ada pengendara sepeda motor yang memberhentikan kami. Ternyata beliau ingin meyumbang buku karena tertegun melihat perjuangan kami. Luar biasa, pengalaman yang sangat mengesankan.

Sesampai di kuningan, kebetulan pas saat kabupaten tersebut memeriahkan hari jadinya. Karena itu pula kami disambut oleh panita pada acara yang dilangsungkan di pandapa Paramarta Komplek stadion Mashud Wisnusaputra, Kab.Kuningan Jawa Barat. Di lokasi sudah berkumpul para pegiat literasi lainnya dari berbagai daerah di Indonesia. Kami, pedalis yang peduli dengan dunia literasi hanyalah sebagian kecil ikut peran dalam menyemarakan kampanye Indonesia Membaca. Tentu butuh dukungan dari berbagai pihak yang terkait untuk terus mendekatkan akses buku dan kampanye baca. Dari kota kuda, kami ingin mengajak semua orang  untuk menggelorakan semangat membaca di tatar sunda. Tebar baca di Jawa Barat sambil menghibur anak-anak di sekolah.

Ya, kuningan buat kami bukan acara puncak. Justru yang menjadi program utamanya adalah segala akitifitas yang dilakukan selama perjalanan. Makanya, sehabis menghadiri acara HAI di Kuningan, perjalanan sepeda berlanjut ke kabupaten lainnya sebelum pulang ke Jakarta kembali. Beberapa daerah tersebut adalah Ciamis, Tasik, Garut, Bandung, Cianjur dan Bogor. Dalam perjalanan itu pula kami tetap mengkampanyekan buku dan membaca. Hingga pada akhirnya, Original Rekor Indonesia  (ORI) menganugrahi kami sebagai   Tim Gowes Literasi. Bentuk apresiasi ORI kepada pelaku kegiatan literasi keliling Jawa Barat untuk mengedukasi anak-anak lewat dongeng, sulap, gambar dan permaianan agar gemar membaca dan menulis dari mulai usia dini.

Tapi, pencapaian kami bukanlah pada selembar kertas penghargaan yang berbingkai kayu dan kaca. Pencapaian sesungguhnya adalah ketersediaan buku di setiap pelosok desa agar terpenuhi, agar ketertarikan aktifitas membaca menjadi meningkat. Perjalanan Gowes Literasi berakhir di ibukota pada tanggal 11 September 2017,  tapi bukan berarti rampung. Ya, karena tak ada kata selesai dalam menggelorakan semangat Indonesia membaca. (*)

Foto: Edi Dimyati & Ana Mulyana

Ilustrasi/Logo : Muhamad Yana

#TBMStory2017  #SahabatLiterasi  #relawanliterasi  #forumtbm  #gerakanliterasinasional  #gerakanliterasilokal 

Categories
Opini

Kiat Anti Lupa

Merasa jadi pelupa? Biasa saja, setiap orang memang mempunyai batasan kemampuan untuk mengingat yang beda-beda. Tapi ada cara gampang mengasah daya ingat kita supaya lancar.Mau tahu? Simak saja kiat di bawah ini :

  • Mengatur Kegiatan Rutin. Segala aktifitas yang dilakukan sebaiknya terpola. Adakalanya kegiatan yang bersifat rutin harus ditata dan kalau bisa dicatat agar tidak lupa. Tulis besar-besar lalu tempel di dinding kamar atau lebih menarik bisa ditambah hiasan agar lebih atraktif.
  • Buat Daftar Prioritas. Ada kalanya setiap pekerjaan yang menumpuk menuntut cepat selesai. Makanya buat daftar pekerjaan yang harus dikerjakan lebih dahulu. Jangan terpengaruh dan kaget kalau ada pekerjaan baru tidak disangka-sangka menuntut harus selesai lebih awal.
  • Pendengar yang Baik. Kalau berbicara dengan orang simak baik-baik apa yang disampaikan. Cara menyimaknya bisa beragam. Mungkin Anda tipe orang yang harus memperhatikan dengan seksama atau tipe orang yang cukup mendengarkan saja sambil mengerjakan sesuatu. Jangan pernah menyepelekan orang dengan bersikap cuek, selain bisa membuat orang tersinggung, informasi yang Anda dapatkan akan minim.
  • Hilangkan Rasa Khawatir yang Berlebihan. Ada kalanya kecemasan merunyamkan rencana yang sudah dibuat. Bertindak tenang akan lebih banyak membantu ketimbang serba tiba-tiba. Atur nafas Anda dan usahakan tenang dalam segala kondisi.
  • Permainan Asah Otak. Kalau ada waktu senggang, cobalah mencari permainan yang mengasah otak. Jangan terlalu banyak melamun. Coba bermain  scrabel, catur, tebak-tebakan atau mengisi Teka Teki Silang (TTS). Selain referensi bertambah, melatih kecerdasan juga.
  • Baca Buku Detektif. Untuk melatih mempertajam daya ingat bisa dicoba baca buku-buku detektif. Selain mengasah rasa ingin tahu, bisa ikut melatih otak dalam urusan menganalisis permasalahan. Siapa tahu Anda bisa menebak alur cerita lebih dahulu plus solusi penyelesaian yang mungkin lebih seru dari cerita dalam buku tersebut.

ilustrasi: Gio

Categories
Opini

Agar Buku Tetap Terawat

Teman-teman pasti  punya buku di rumah. Coba hitung ada berapa: Sepuluh, seratus, atau seribu. Waah…asyik ya kalau punya banyak buku. Soalnya buku itu punya peran penting untuk nambah wawasan. Buku yang kita kenal sebagai berkas kertas yang terjilid itu adalah wahana paling efektif untuk merekam segala informasi ilmu pengetahuan, tekhnologi dan budaya.

Cuma sayang disayang, masih banyak orang yang menganggap buku relatif mahal. Jadi, buat temen-temen yang beruntung bisa beli buku, jangan dicuekin aja buku-bukunya. Buku-buku itu harus dirawat agar tidak kotor, rusak atau hilang. Tapi..gimana caranya? Eit, jangan bermuram durja dulu. Wes ewes ewes, nih, ada tips khusus buat para pecinta buku:

  • Berikan Identitas. Semua buku harus diberi tanda. Caranya bisa dengan cat, cap, stempel, plat atau lainnya. Yang penting tanda tersebut bikin kita mudah mengenal identitas buku. Seperti: asal beli buku, tanggal kepemilikan, harga buku. Tujuannya agar buku yang dipinjam tidak berpotensi untuk lenyap.
  • Buat Daftar Buku. Buku-buku yang dikoleksi sebaiknya dibuatkan daftarnya pada sebuah buku induk.Modelnya terserah Pokoknya daftar itu memuat informasi tentang nomor, judul, pengarang, penerbit, dan tahun terbit. Jadi kita bisa tahu jumlah buku yang ada dan gampang melakukan cek and ricek buku yang keluar.
  • Menjaga Buku Tetap Awet. Setiap buku baru langsung diberi sampul plastik. Kalau buku tersebut dirasa penting sekali dan tebal sebaiknya dijilid dengan hardcover. Terus, jangan sekali-kali melipat kertas pada halaman tertentu sebagai tanda di mana halaman berhenti membaca. Meskipun sepele, kebiasaan itu sebenarnya dapat memperpendek umur buku. Halaman buku jadi mudah robek jika lipatan itu didiamkan. Jadi, lebih baik menandai dengan pembatas buku saja.
  • Membuat Rak. Buku-buku yang berserakan di banyak tempat tentu menyulitkan kita untuk mencari buku yang dibutuhkan. Buatlah rak sesuai dengan kebutuhan dan jumlah koleksi. Lalu susun dan pilah-pilah penempatannya  sesuai dengan subjek buku. Tujuannya agar mempermudah dalam mencari buku yang dibutuhkan. Setelah dibaca, buku juga harus dikembalikan ke tempat semula.
  • Menghindari Musuh Buku. Kecoa, rayap, tikus, kutu buku (book lice), fungi, ngengat (moths) adalah musuh-musuh buku yang biasanya rawan merusak kertas. Cara menghindarinya adalah dengan melakukan penempatan rak tadi di lokasi strategis, maksudnya, jangan berdekatan dengan kamar mandi. Bersihkan rak buku dari kotoran dan debu secara berkala. Buku-buku tidak boleh disusun terlalu rapat pada rak-rak, karena menghalangi sirkulasi udara. Sebagai pencegahan, pada rak-rak buku diletakan bahan-bahan yang berbau seperti kamper, naftalen, campuran choloform untuk mengusir serangga. Semua bahan-bahan itu menguap perlahan lahan dengan mengeluarkan bau yang tak disukai oleh serangga.
  • Buat Peraturan. Jangan segan-segan membuat tata-tertib bagi si peminjam. Misalkan kalau ada teman yang ingin pinjam harus dibatasi jumlah bukunya, lalu tanggal pengembaliannya harus dijanjikan. Tapi kita juga jangan segan-segan membagi ilmu kepada orang lain dengan meminjamkan buku.

Gimana temen-temen? OK punya nggak tipsnya. Semoga ada manfaatnya buat kita semua.

Yap, Keep reading !

Categories
Opini

Library Tour

Mendirikan perpustakaan di rumah adalah salah satu cara terbaik agar kita selalu menjadi sahabat setia buku. Namun, belum cukup sampai di situ. Ada banyak hal pula yang seru kita lakukan agar nyawa buku lebih terasa dalam tubuh kita. Ya, karena buku ternyata bukan hanya menjadi media untuk dibaca saja. Lebih dari itu, buku juga bisa mengajak kita untuk belajar menulis dan mengantarkan kita untuk bertualang menggali segala informasi yang tak pernah diduga. Buat komunitas taman baca yang kebetulan ada di dekat lingkungan kamu, coba buat wisata edukasi asik yang lebih mendekatkan kita dengan dunia buku sesungguhnya. Lewat kunjungan menarik dan jalan-jalan seru ke tempat-tempat alternatif, akan menambah pengalaman wisata perpustakan berkesan.

Berikut tempat yang mesti kamu kunjungi secara rutin:

• Penerbit

Semua orang pasti pernah membaca buku. Tapi, tahukah, buku yang sedang kamu baca itu punya cerita menarik dalam proses pembuatannya. Mulai dari proses penulisan, editing sampai masuk ke percetakan. Perjalanan mulai dari penggalian ide sampai menjadi wujud buku yang bisa kita dapatkan di toko buku itu cukup panjang. Makanya, dengan kita berkunjung ke penerbit buku, semua kisahnya itu bisa kamu dapatkan. Kita jadi tahu bagaimana kalau ingin pengalaman kita bisa dituangkan dan dijadikan buku. Selain itu dengan berkunjung ke kantor penerbit, kita bisa banyak tahu hal terutama soal apa saja kriteria penulisan yang jadi standarisasi agar bahan tulisan layak untuk dibukukan.

• Redaksi Majalah

Sama halnya dengan penerbitan buku. Proses penerbitan media berkala (surat kabar dan majalah) juga melewati tahapan penulisan, editing dan cetak. Namun, proses penggodokan yang dilakukan di redaksi lebih ketat dan cepat. Berita yang akan di angkat mesti sesuai dengan fakta dan segera diinformasikan. Karena sifat medianya berkala. Kalau kita berkunjung ke redaksi seperti masuk ke dalam dapur masakan. Semua ide yang muncul dalam rapat redaksi dikemas, lalu ditulis berdasarkan investigasi langsung di lapangan dan penelusuran bahan pustaka. Kemudian para reporter menyetorkan kepada editor untuk di cek dan ricek hasil tulisannya. Setela tulisan dan foto lengkap, tim visual mempercantik dalam suguhan layout majalah. Sampai pada akhirnya masuk percetakan dan didistribusikan ke lapak-lapak koran dan toko buku. Setiap redaksi majalah pasti akan senang jika para pembacanya punya niatan mengunjungi markasnya. Maka, tak usah sungkan, coba main-main ke salah satu redaksi yang sesuai dengan komunitas kamu.

• Toko Buku

Suka baca, mesti suka datang ke toko buku. Kalau sudah menjadi aktifitas rutin, berarti kamu sudah benar-benar mengenal dan pentingnya sebuah buku. Kini, tularkan kebiasaan kamu kepada teman-teman yang lain. Ajak, para anggota komunitas untuk secara berkala berwisata ke toko buku. Mungkin terdengar aneh, kok berwisata ke toko buku. Tapi ini adalah suatu sikap penting buat membiasakan kepada anak-anak. Memupuk sejak dini untuk selalu mencintai buku.

• Bertemu Penulis/Editor

Punya penulis favorit? Atau kagum dengan kisah yang kita baca dari sebuah buku? Tentu pembaca akan kagum dengan sang penulisnya. Dan, keinginan untuk mengenal lebih dekat terus bergelora. Membuat janji ingin bertemu dengan penulis punya banyak manfaat. Dari sana kita bisa mendapatkan pengalaman langsung bagaimana cara menulis yang baik. Bagaimana penulis bisa meyakinkan penerbit atas karyanya.

• Taman Baca

Sebagai pengelola taman baca sudah semestinya saling bersilaturahmi. Berkunjung ke taman baca lainnya bisa saling bertukar pengalaman dalam hal pengelolaan taman baca. Karena taman baca itu unik. Tiap taman baca punya ciri yang khas. Sesuai dengan karakternya di tempat masing-masing.

• Klub Baca

Coba gabung dengan klub-klub baca yang ada. Nimbrung di klub akan menambah wawasan pengetahuan kita. Berdiskusi perihal satu buku dengan prespektif pembaca masing-masing. Dengan bernkunjung ke klub baca, kita akan menjadi tahu bagaimana seharusnya menyikapi sebuah buku.

• Pameran Buku

Biasanya buku-buku yang ada di toko buku itu sangat cepat berubah keberadaanya. Buku-buku yang kurang mendapat sambutan yang cukup baik akan cepat ke luar dari rak. Namun, bukan berati buku tersebut jelek. Bisa jadi cukup penting buat sebagian orang. Nah, salah satu cara untuk memburu buku lama itu adalah dengan mengunjungi pameran buku.

• Penjual Buku Bekas

Kalau lagi cari buku-buku lama dengan harga murah biasanya kita pergi ke pasar loak yang menjual buku bekas. Memang agak kumuh tempatnya. Tidak senyaman kalau pergi ke toko buku yang wangi. Tapi, tempat satu ini memiliki sensasi beda. Selain harga yang ada disini sangat murah, sebenarnya kita bisa mendapatkan pelajaran lain yang luar biasa. Ya, belajar dari sosok penjualnya. Si Penjual sangat menghargai buku-buku yang dijajakannya. Lewat kegigihannya merawat buku, kita sebagai pembaca merasa tertolong dalam mencari pilihan bahan pustaka yang dibutuhkan.