Categories
Kabar TBM

TBM Citra Raya Selenggarakan Workshop Re-cycle

Keberadaan sampah di sekitar kita lebih sulit disadari daripada kehilangan barang kecil. Penyebabnya bukan karena kesadaran yang tidak ada tapi karena kebiasaan mengenai buang sampah hingga mengelolah sampah yang masih sangat kurang ditanamkan. Sampah menjadi hal yang lumrah untuk diabaikan, padahal sumber segala penyakit ada di dalamnya. Sampah bahkan bisa menjadi ukuran kelayakan suatu lingkungan.

Dari fakta tersebut, Taman Baca Masyakat (TBM) Citra Raya berinisiatif untuk menyelenggarakan kegiatan tentang penyadaran sampah. Bertempat di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Nalagati pada Sabtu (25/11) TBM Citra Raya melakukan workshop yang melibatkan lebih dari 40 siswa. Dalam rangkaian kegiatan tersebut setiap siswa dilibatkan aktif, seperti saat pemungutan sampah di sekitar sekolah.

Bermodalkan beberapa karung, para siswa antusias untuk memunguti sampah-sampah yang terlihat. Pada kegiatan awal ini, siswa ditemani oleh Monster Sampah. Ada siswa yang ketakutan saat melihat tampilan Monster Sampah saat pertama muncul di hadapan mereka. Monster Sampah adalah ilustrasi tentang betapa bahayanya jika sampah yang diproduksi terus bertambah dan tersebar di sembarangan tempat. Monster Sampah merupakan kostum yang dibuat dari jas hujan yang ditempel dengan sampah hingga penuh, lengkap juga dengan celana dan topi yang juga berasal dari sampah plastik kemasan makanan dan minuman plastik, kaleng juga botol-botol yang umum dijumpai di sekitar kita.

“Semoga dengan ini anak-anak bisa paham bahwa sampah yang tidak dikelola dengan baik bisa sangat berbahaya. Itu kenapa kostumnya harus benar-benar sampah,” jelas Bang Buyung, Aktivis Lingkungan Hidup asal Jakarta.

Bang Buyung yang aktif berkampanye soal lingkungan berkesempatan hadir untuk meramaikan rangkaian kegiatan TBM Citra Raya. Aksinya memakai kostum Monster Sampah menjadi salah satu daya tarik dalam rangkaian kegiatan kali ini. Membawakan puisi tentang sampah dengan kostum yang ia kenakan sangat membius para siswa. Banyak dari anak-anak yang ikut tercekam dalam  raut wajah ngeri dan takut. Hadirnya kepekaan terhadap sampah pada anak usia sekolah dasar menjadi hal yang penting, sebab usia sekolah dasar menjadi pondasi kuat untuk kepedulian terhadap lingkungan di kemudian hari.

Setelah selesai memenuhi karung dengan sampah temuan, para siswa diajak berkumpul di lapangan sekolah. Sampah-sampah yang didapat kemudian menjadi media untuk pemaparan jenis-jenis sampah. Klasifikasi sampah menjadi salah satu tujuan rangkaian acara yang nantinya akan menjadi program rutin TBM Citra Raya ini. Ada harapan besar agar para siswa mampu memiliki pemahaman bahwa tidak semua sampah hanya akan berakhir di pembuangan.

Pada sesi pemaparan jenis sampah ini, Kak Kris, relawan TBM Citra Raya mengambil beberapa contoh sampah dan menjelasannya. Sampah organik misalnya yang ditemukan siswa berupa dedaunan kering, jenis sampah ini dapat diolah menjadi pupuk untuk digunakan untuk tumbuhan lagi. Sampah anorganik yang banyak ditemukan hingga banyak dibuang oleh para siswa di kesehariannya, seperti botol air mineral, gelas air mineral, dan bungkus-bungkus plastik bekas makanan ringan. Jenis sampah yang paling banyak ditemukan inilah yang selanjutnya akan dipraktekkan bersama untuk diolah.

Bersama para relawan TBM Citra Raya yang berjumlah tujuh orang, kegiatan puncak melakukan pengolahan sampah temuan berupa botol dan gelas air mineral bekas, jenis sampah yang sulit diurai tanah. Para siswa siap berkreasi. Pengulangan anjuran untuk tidak membuang sampah juga disampaikan setiap kesempatan kepada para siswa. Proses pengolahan sampah menjadi sangat menarik karena telah disediakan bermacam-macam hasil karya sampah yang telah disiapkan dan dibuat oleh para relawan.

Untuk memudahkan pengawasan saat pengolahan sampah, para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, pembagian dilakukan berdasarkan kelompok laki-laki dan perempuan.

Kelompok siswa perempuan berkreasi membuat olahan sampah anorganik menjadi tempat penyimpanan pensil, bunga plastik, hingga vas bunga.

Sedangkan kelompok siswa laki-laki membuat celengan, mainan berbentuk kapal dan pesawat serta kincir angin. Hasil kreasi para siswa menjadi barang yang bisa dipakai dan bernilai seni.

“Aku bisa bikin lagi di rumah, sampahnya juga dari jajanan yang selesai aku makan. Aku mau bikin yang lebih rapi lagi di rumah,” ujar salah satu siswa perempuan kelas VI SDN Nalagati.

Seusai menyelesaikan hasil karya, masing-masing siswa memamerkan olahan sampah  mereka di tengah lapangan sekolah. Semua karya menjadi barang fungsional bagi pembuatnya, mereka bahkan tidak segan-segan membawa pulang untuk ditunjukkan kepada orangtua mereka.  Kegiatan akhir dengan penuh kegembiraan para siswa berfoto bersama hasil karya dan relawan TBM Citra Raya, juga dengan Monster Sampah.[]