Categories
Berita

Kota Serang Mandiri Literasi

Serang – Taman Bacaan Masyarakat Sanggar Kegiatan Belajar (TBM SKB) Kota Serang menggagas diskusi publik “Kota Serang Mandiri Literasi” di aula SKB Kota Serang, Rabu 30/10/19. Acara diskusi tersebut menghadirkan para pakar di bidang literasi sebagai narasumber; Firman Venayaksa, Ketua Forum TBM nasional, Atif Natadisastra, founder Masyarakat Belajar Foundation, dan Arip Senjaya, akademisi Universitas Ageng Tirtayasa. Turut hadir juga Walikota Serang, Safrudin, Kepala Dinas Pendidikan Kota Serang, Wasis Dewanto dan Rizki Kurniawan, Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Serang.

Dalam diskusi tersebut Walikota Serang benar-benar ingin menjadikan Kota Serang sebagai kota literasi, layaknya kota-kota yang sudah terlebih dahulu mendeklarasikan sebagai kota literasi seperti Surabaya, Sumedang dan kota-kota lain. Untuk mewujudkan mimpi itu Walikota Serang meminta banyak masukan dari para pegiat literasi di Kota Serang, untuk kemudian dijadikan program dan kebijakan. “Saya yakin dengan banyaknya masukan-masukan dari para pegiat literasi dan akademisi maka program-program yang dihasilkan akan sejalan dengan kebijakan yang dibuat,” ungkapnya.

Semenatara itu Firman Venayaksa mengatakan untuk menjadikan Kota Serang sebagai kota literasi dan bersaing di abad 21 setidaknya, para pegiat literasi dan Pemerintah Kota Serang harus memiliki empat “K”; kolaboratif, kreatif, komunikatif, dan kritis. “Selanjutnya mengadirkan banyak ruang publik yang dapat diakses masyarakat. Ruang publik itulah yang menjadi wadah untuk berinteraksi masyarakat, maka kemudian munculkanlah buku disitu, diskusi dan kegiatann lainnya. Sehingga menjadi kases informasi bagi masyarakat, karena literasi juga adalah praktik sosial sehari-hari.”

Hal serupa diungkapkan Atif Natadisastra, perlu adanya sinergitas antar sesama pegiat, birokrat, dunia usaha, pengambil kebijakan (DPRD) dan keterlibatan semua masyarakat Kota Serang, “untuk mewujudkan Serang sebagai kota literasi maka ini mesti menjadi kerja bersama,” uangkapnya.

Rizki Kurniawan, anggota DPRD komisi II Kota Serang mendukung penuh gagasan  tersebut. Menurutnya Komisi II akan menjadi bagian untuk mensukseskan wacana ini menajdinyata. “Bila perlu diskusi ini kita pertajam kembali agar tujuan-tujuan kita kedepan lebih terarah dan sukses,” ungkapnya.

Categories
TALI INTEGRITAS

Parade Pidato dan Baca Puisi Tema Integritas

Masih dalam rangkaian Program Tali Integritas yang dicanangkan di TBM BINTANG BRILLIANT. Pada awal Bulan April 2018 ini TBM Bintang Brilliant mengadakan kegiatan parade pidato dan baca puisi tema integritas. Kegiatan ini diikuti oleh anak-anak anggota TBM yang duduk di kelas 3 hingga kelas 5 SD/MI.

Seperti yang telah direncanakan sebelumnya dalam Metode Pemanfaatan Bahan Tali Integritas, tema dalam parade pidato ini tentunya berkaitan dengan nilai-nilai integritas. Meskipun awalnya kegiatan ini direncanakan berupa lomba yang dapat diikuti oleh semua anak, namun karena berbagai pertimbangan terutama pertimbangan finansial yang tidak memungkinkan, kegiatan ini akhirnya hanya berkonsep parade saja. Walaupun begitu kegiatan ini sama sekali tidak mengurangi tujuan dan perencanaan awal. Anak-anak tetap dapat menampilkan gaya dan ekspresi masing-masing dalam berpidato dan membaca puisi.

Secara bergantian, mereka bergantian membaca pidato dan puisi yang telah disusun sendiri di depan teman-temannya. Pelaksanaan Pidato dilakukan lebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan baca puisi.

Bertempat di dalam TBM Bintang Brilliant, kegiatan Pidato ini berjalan dengan lancar dan meriah. Meskipun terkadang ada beberapa kesalahan kecil yang dilakukan saat membaca pidatonya, namun anak-anak tetap pede dalam mengikuti kegiatan. Sesekali ada juga tawa yang menguar kala sesuatu hal lucu muncul secara tidak sengaja.

Setelah pidato selesai dilaksanakan, giliran baca puisi yang ditampilkan. Mereka yang tidak ingin berpidato, bisa membaca puisi sesuai dengan apa yang diinginkan. Pembacaan puisi tampak khidmat dan khusuk. Anak-anak yang membaca puisi tampak menjiwai puisi yang ditampilkan, sedangkan para penonton larut dalam keheningan.

Selain bisa menambah pengalaman,  parade pidato dan baca puisi tema integritas ini tentunya memberikan banyak manfaat bagi anak-anak terutama peserta yang mengikutinya. Beberapa manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Membangun jiwa integritas
  2. Meningkatkan kemampuan atau potensi siswa yang mempunyai keahlian di depan umum
  3. Menambah rasa percaya diri pada anak
  4. Meningkatkan kesadaran betapa jiwa integritas itu sangatlah penting bagi kehidupan
  5. Memupuk jiwa sportifitas
  6. Kemampuan anak dalam berpidato atau berbicara di depan umum dapat membantu dalam mencapai karir yang baik.
  7. Melatih kemampuan berbahasa
  8. Menambah perbendaharaan kata

Berikut ini adalah beberapa gaya anak-anak peserta rangkaian pidato tema integritas di TBM Bintang Brilliant. Tidak semua bisa ditampilkan.

Dengan adanya parade pidato dan baca puisi ini diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang berprestasi dan menjadi pemimpin bangsa dimasa depan. Kegiatan ini menjadi kegiatan rutin yang dilakukan TBM Bintang Brilliant setiap tahunnya. Kedepan akan dilakukan dengan tema-tema yang menarik lainnya.

Categories
Kolom KOLOM VUDU

Orang Tua Tulang Punggung LITERASI KELUARGA

Suatu hari ada seekor buaya dan burung penyanyi. Mereka hidup di hutan dan bersahabat sangat akrab. Suatu ketika burung penyanyi bernyanyi di hadapan buaya dengan bertengger di hidungnya. Karena sangat asiknya, mereka bernyanyi dan mendengarkan suara merdu.

Begitulah paragraf pertama cerita anak “Buaya dan Burung Penyanyi” yang dikutip dari ceritaanak.org dan telah jarang dibacakan orang tua kepada anak-anaknya. Jangankan cerita anak dalam buku digital, cerita-cerita anak pada buku cetak pun telah jarang dihadirkan dalam kehidupan keluarga. Barangkali anak-anak hari ini miskin cerita-cerita seusianya yang memiliki pesan kebijaksanaan, adil, hormat, dan nilai-nilai luhur lainnya.

Orang tua zaman now terdesak serba kebutuhan karena risiko hidup semakin tinggi. Salah satu alasan yang barangkali membuat mereka langka mendongeng atau membacakan nyaring cerita dari sebuah buku kepada anak-anaknya. Indikasi tersebut dapat dibuktikan dengan berbagai acara parenting yang bertemakan pendidikan keluarga, membacakan cerita, atau mendongeng terhadap anak-anak. Trend workshop tentang membacakan cerita atau mendongeng diselenggarakan tidak sekadar di lingkugan pendidikan, tetapi lingkungan masyarakat juga.

Apalagi risiko orang tua yang bekerja lebih dari 12 jam, pulang ke rumah hanya membawa sisa energi. Tidak jarang pula menyaksikan anak-anaknya telah berada di dunia mimpi, tidak sempat bercengkerama, apalagi berbagi cerita dengan orang tuanya.

Kegiatan membaca nyaring (read aloud) terkesan tidak popular. Oleh sebab itu, Reading Bugs Jakarta yang didirikan Roosie Setiawan gencar menyosialisasikan kegiatan membaca nyaring di lingkungan sekolah dan keluarga. Hal tersebut dilakukan karena membangun atmosfer generasi pembaca yang diharapkan sebagai generasi emas pada tahun 2045, harus segera dibangun dari sekarang.

Ruang pendidikan pertama dan utama adalah keluarga. Ayah dan ibu berperan sebagai patron literasi keluarga. Orang tua sangat berperan penting dalam menumbuh-kembangkan budaya baca sejak dini terhadap anak-anaknya dengan memberi teladan. Tidak sekadar memerintah anak-anaknya untuk membaca, tetapi wajib memberi contoh terhadap anak-anaknya dengan membaca ‘nyaring’, misalnya. Bahkan, mendongeng dalam waktu-waktu tertentu akan lebih baik, karena dapat memantik kepenasaranan anak-anak untuk membaca lengkap pada bukunya. Apalagi jika dongeng tersebut dibacakan pada saat anak-anak sebelum tidur. Mendongeng pada fase alpha teta (antara sadar dan sebelum terlelap tidur) dapat menyimpan pesan dan hikmah dari cerita, terbenam dalam ingatan hingga mereka dewasa. Sehingga, petuah-petuah dalam cerita akan ia ingat sepanjang hayat. Pesan-pesan tersebut diharapkan dapat menjadi perilaku baik dalam kehidupan nyata mereka.

Balai warga berdiri di Kampung Babut sekitar wilayah Kota Tasikmalaya Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Ciamis. Wilayah yang terkenal memiliki tempat-tempat pemancingan milik warga sering disewa para pecintanya.

Rumpaka Percisa bekerja sama dengan Direktorat Keaksaraan dan Budaya Baca Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, PP FTBM, Pendidikan Antikorupsi KPK, Panglima Tali Integritas, Quick Corp dan RW 16 Jalan Sukagenah Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya menyelenggarakan acara sosialisasi antikorupsi melalui pendekatan literasi keluarga dengan tema “Orang Tua adalah Tulang Punggung Literasi Keluarga”.

Menyosialisasikan kesadaran literasi antikorupsi sejak dini dalam kehidupan masyarakat, salah satu upayanya dimulai dari keluarga. Sebab orang tua adalah ‘Tulang Punggung Literasi Keluarga’. Acara diselenggarakan di Balai Kampung KB RW 16 Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya (26/1/2018).

Wanti Susilawati sebagai Panglima Tali Integritas yang diresmikan langsung Saut Situmorang, salah seorang Pimpinan KPK, dalam rangka Hari Antikorupsi Sedunia di Bidakara Hotel, (11 – 13 Desember 2017). Wanti dalam pembahasannya sebagai pemateri pertama, yaitu tentang pengertian korupsi, bentuk dan penyebab korupsi, strategi pemberantasan korupsi, edukasi dan kampanye antikorupsi. Para warga lebih banyak menyimak karena bagi mereka, informasi tersebut merupakan hal baru.

Sedang Yeyen Marhaenia, Ketua Gerakan Literasi Sekolah SD Kota Tasikmalaya sebagai pemateri kedua, menekankan pembahasan tentang penerapan literasi keluarga, mendekatkan anak-anak kepada buku, pendampingan orang tua dalam hal penggunaan gawai, anak diperkenalkan dengan buku, sekali-kali diajak ke toko buku, perpustakaan daerah, dan taman bacaan masyarakat. Selain mengajak dan memerintahkan anak-anak untuk membaca, juga member teladan kepada mereka.

Masyarakat dibangun oleh berbagai latar belakang ekonomi, suku, budaya, dan asal-usul sebuah keluarga. Semua anak yang lahir di dalam keluarga berhak mendapatkan layanan yang baik semacam dibacakan atau didongengkan cerita. Mereka butuh mendengarkan dan menyimak cerita-cerita yang memiliki pesan dan hikmah baik agar dibawa tumbuh hingga dewasa. Baik dan buruk anak-anak dalam lingkungan masyarakat dan sekolah tergantung asuhan keluarganya sendiri. Tidak mungkin, jika seorang anak tumbuh dalam lingkungan yang baik member pengaruh buruk. Semoga keluarga di seluruh Indonesia sepakat untuk membangun anak-anak milenial menjadi generasi bermental.[]

Categories
Opini

Kenali Tahap Kemampuan Membaca Anak

Bagi seorang anak membaca bukanlah sebuah pengetahuan. Akan tetapi membaca merupakan salah satu cara terbaik untuk mengahasilkan nutrisi dan gizi literasi yang menyehatkan pikiran anak.  Sedini mungkin anak membaca, maka semakin sehat pula pikiran anak di saat usia dewasa. Semakin sehat pikiran anak, maka akan semakin sehat pula negaranya. Sebab anak merupakan aset paling berharga sebuah negara.

Persoalannya sekarang adalah bagaimana kemampuan membaca anak-anak hari ini? Terlebih melihat fenomena di era digital saat ini, anak-anak lekat sekali dengan yang namanya gadget.  Untuk itu perlu adanya keterampilan mengajarkan membaca yang dibiasakan sejak dini. Akan tetapi sebelum sampai pada hal itu perlu diketahui tahap-tahap kemampuan membaca seorang anak.

Cochrane Efal sebagaimana dikutip Brewer dijelaskan setidaknya ada lima tahapan perkembangan membaca anak.

Pertama, magical stage atau tahap fantasi. Pada tahap ini, anak akan mejadikan buku sebagai media mainan yang menyenangkan. Anak menggunakan buku untuk bermain dengan temannya, melihat, membalik halaman buku, juga membawa buku kesukaannya kesana kemari.

Kedua, self concept stage atau tahap pembentukan konsep diri. Pada tahap ini anak sudah mulai terlibat dalam kegiatan membaca dengan berpura-pura membaca buku dan memahami gambar berdasarkan pengalaman yang diperoleh. Dari sini anak juga akan menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan tulisan yang ada di dalam buku.

Ketiga, bridging reading stage atau tahap membaca gambar. Pada tahap ini anak mulai tumbuh kesadaran akan tulisan dalam buku dan menemukan kata yang pernah ditemui sebelumnya, anak juga sudah mulai mengenal huruf abjad.

Keempat, take off reader stage atau tahap pengenalan bacaan. Pada tahap ini anak mulai tertarik pada bacaan, dapat mengingat tulisan dalam konteks tertentu, berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan, serta membaca berbagai tanda, misal: papan iklan, kotak susu, rambu lalu lintas, dan lain-lain.

Kelima, independent reader stage atau tahap membaca lancar. Pada tahap ini anak sudah dapat membaca tulisan dengan lancar tanpa dampingan dari orang terdekat. Bahkan anak juga mampu memahami dan berpikir kritis terhadap hasil pengalaman membacanya.

Kelima tahapan ini tentu perlu diketahui bersama, terutama orang tua dan guru agar kelak anak-anak menjadi pembaca yang baik. Bukan hanya sekadar baik dalam membaca buku namun juga mampu membaca perihal fenomena yang terjadi disekelilingnya sehingga dari hasil pengalaman membacanya mampu merubah keadaan yang ada di sekitarnya. Ke arah yang lebih baik, tentunya.

(Mukhamad Hamid Samiaji – Mahasiswa IAIN Purwokerto dan Pegiat Literasi di Taman Baca Masyarakat Wadas Kelir Purwokerto)

Categories
Opini

Berkat Tangan Yang Tak Terlihat Bocah-bocah Menjadi Literat

“Ka, ada buku baru tidak?”

Pertanyaan dari bocah-bocah wadas kelir yang akhir-akhir ini viral di telinga kami, para relawan. Tidak sedikit relawan yang merasa kebingungan untuk menjawab pertanyaan sederhana ini. Berbagai alasan pun kami lontarkan agar bocah ini tidak patah semangat untuk terus membaca dan berdatangan ke TBM Wadas Kelir.

Padahal baru saja kami mendapat hadiah beberapa buku dari KPK namun seketika itu pula, mata bocah-bocah wadas kelir menatap tajam pada setiap kata dalam bukunya. Alhasil, semua buku pun kembali habis dibaca.

Kami para relawan pun kembali khawatir jika irama minat baca bocah-bocah wadas kelir tak lagi terjaga. Sosial media pun pada akhirnya menjadi alat untuk berbagi informasi mendapatakan buku baru.

Beruntungnya kami. Ada tangan-tangan yang tak terlihat yang peduli dan mendonasikan bukunya. Ibu Siti Zulaekha namanya. Beliau kepala sekolah di SD Negeri Pasir Lor Karang Lewas – Purwokerto. Tiba-tiba beliau ingin bermain bersama murid-muridnya ke TBM Wadas Kelir untuk belajar menulis dan membawakan satu kardus buku penuh.

“Mas, katanya bocah-bocah disini kehausan buku yak?” Tanya Bu Zulaekha.

“Hehe” saya hanya tersenyum malu.

“Maaf ya mas ini buku-buku lama dan beberapa kayaknya ada yang sedikit robek” tambah Bu Zulaekha.

“Wah tidak apa-apa, Bu. Diberi buku saja kami sudah bahagia. Ini sangat bermanfaat untuk bocah-bocah disini. Terima kasih, Bu.”

Ya, diberi buku pun kami sudah bahagia. Kami tidak pernah menghiraukan kondisi buku seperti apa dan seberapa lama usianya. Sebab di dalam buku itu selalu ada pengetahuan yang tak terduga. Dari pengetahuan tak terduga inilah membuat perilaku dan sikap bocah-bocah wadas berubah. Mereka tumbuh menjadi pribadi yang hebat dan literat.

Terima kasih untuk tangan-tangan yang tak terlihat yang membuat minat baca bocah-bocah wadas kelir kembali bersemangat dan terus meningkat.

Categories
Berita

1.500 Peserta Ikuti Lomba Mewarnai di TBM @Mall Serang

Carrefour Serang mengadakan lomba mewarnai bekerjasama dengan TBM@mall Kota Serang, dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun Carrefour Transmart yang Ke 9, TBM @Mall mengadakan perlombaan mewarnai untuk tingkat TK, PAUD dan SD se Provinsi Banten, kegiatan perlombaan tersebut dilaksnakan di Carrefour Kota Serang, yang pesertanya mencapai 1.500 orang.

Menurut Desti Fitriani selaku Koordinator Lomba dan juga pengelola TBM @Mall Kota Serang menjelaskan bahwa Lomba mewarnai ini adalah kegiatan hari ulang tahun Carrefour Transmart yang ke 9 bekerjasama dengan pengelola TBM @Mall Kota Serang. kegiatan ini adalah bentuk sumbangsih kami karena pihak manajemen Carrefour sudah memberikan peluang dan mewadahi kami untuk mendrikan taman bacaan masyarakat di tengah  publik.

Dede Rahman selaku Manager CS menjelaskan, kami sangat terkejut sekali melihat  antusias warga yang mengikuti perlombaan ini, saya yang mewakili manajemen Carrefour kota Serang mengucapkan terimakasih kepada pengelola TBM @Mall Kota Serang yang sudah ikut berpartisipasi di Hari Ulang Tahun Carrefour Transmart yang ke 9, dan kami juga merasa sangat senang sekali pengelola TBM@Mall masih tetap eksis dan tetap melakukan kerja sama dengan kami.

Perlobaan mewarnai ini kami bagi menjadi dua kategori. Kategori A. Usia 5 Tahun s.d Usia 7 tahun. Sedangkan kategori B. Usia 8 Tahun s.d Usia 10 tahun.

TBM @Mall juga sering mengadakan agenda kegiatan rutin tiap satu bulan sekali dan per enam bulan sekali yang berlangsung di Carrefour Kota Serang, Banten.**