Oleh. Munasyaroh*
Penyebaran hoaks di dunia digital saat ini semakin merajalela. Kerugian materi dan non materi akibat hoaks sudah tak terhitung banyaknya. Menurut data survei Unicef – Nielsen di kuartal III 2022, ternyata masyarakat Indonesia di 6 kota besar 38% belum bisa membedakan mana informasi yang benar dan mana informasi yang salah atau hoaks.
Sebagai salah satu cara menanggulangi hoaks di dunia digital, ICT Watch yang didukung oleh UNICEF Indonesia mengadakan ToT Pelatihan Literasi Digital dengan menggandeng jejaring lembaga literasi digital dan pegiat kesehatan untuk menangkal hoaks. Salah satunya adalah Forum TBM. Program pelatihan dilaksanakan di Surabaya, Semarang, Banda Aceh, Makassar, Ambon, Kupang, Mataram dan Jayapura.
Bersama dengan 18 orang pegiat komunitas lainnya, 2 orang pengurus Wilayah Forum TBM Jawa Timur yakni Munasyaroh Fadhilah (Divisi Humas & Publikasi) dan Hanifah Ratna (Divisi Keorganisasian) mengikuti Pelatihan Untuk Pelatih (TOT) Literasi Digital di Surabaya tanggal 16-18 Februari 2023. Pelatihan yang lebih banyak memberikan praktik langsung tersebut sangat bermanfaat untuk menambah skill dan pengetahuan para peserta terutama dalam hal penangkalan hoaks.
Pemateri dari Unicef yakni, Rizky Ika Syafitri atau akrab dipanggil mbak Kiky banyak memberikan strategi dalam berkomunikasi khususnya dalam Komunikasi Antar Pribadi. Sementara Indriyatno Banyumurti, Direktur ICT Watch Indonesia atau akrab disapa Mas Bay lebih banyak mengulas mengenai isu-isu di dunia digital dan hoaks. Kedua pemateri ini tidak hanya memberikan teori atau ulasan-ulasan saja, namun juga memberikan contoh langsung yang kemudian harus dipraktekkan oleh para peserta.
Prinsip Komunikasi Antar Pribadi
Di Hari Pertama, Mbak Kiky dalam paparannya, memberikan 3 prinsip utama dalam Komunikasi Antar Pribadi. Prinsip tersebut adalah :
- Menambah keakraban
- Mengunci komitmen
- Saling mendengarkan dan berbicara
Menurut Mbak Kiky, keakraban dalam berkomunikasi harus dibangun. Hal itu supaya pesan yang ingin dikomunikasikan mengena pada orang yang dituju. Untuk menambah keakraban, bisa dilakukan dengan cara : menggunakan bahasa non verbal yang nyaman, saling memanggil nama, ngobrol informal, mencari simpul, melakukan pertolongan-pertolongan kecil dan berusaha mendengarkan lawan bicara.
Bahasa non verbal diantaranya bisa dilihat dari kontak mata dan bahasa tubuh lainnya. Jika kita dalam berkomunikasi sering melakukan kontak mata, lawan bicara akan merasa nyaman dan diperhatikan sehingga apa yang ingin disampaikan mengena pada orangnya. Begitu juga dengan gerak tubuh saat berkomunikasi. Gerak tubuh yang baik akan lebih mengena di hati dibandingkan dengan bahasa verbal atau kata-kata. Bahasa non verbal akan terasa lebih tulus dan berjangka panjang.
Untuk memahami apa yang menjadi prinsip dasar komunikasi antar pribadi tersebut, mbak Kiky meminta para peserta yang hadir untuk praktek langsung menambah keakraban. Para peserta dari Forum TBM, Komunitas Emak Blogger, RTIK Jatim, Ikatan Guru TIK PB PGRI, MAFINDO dan perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang sebelumnya tidak saling kenal, diajak untuk menambah keakraban dengan saling bercerita dan mendengarkan. Peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok tertentu dan melakukan langkah demi langkah sesuai yang diinstruksikan.
Dalam satu hari pertama pelatihan, peserta sudah mulai akrab satu sama lainnya. Metode dalam membangun keakraban terbukti efektif dan bisa digunakan untuk melakukan pelatihan sendiri nantinya.
Jangan Percaya Hoaks
Di hari kedua pelatihan, Indriyatno Banyumurti, Direktur ICT Watch Indonesia atau Mas Bay meminta para peserta untuk membuka smartphone masing-masing. Di menu pengaturan, terdapat sub menu Kesehatan Digital. Peserta diminta untuk mengklik sub-menu tersebut dan melihat apa saja yang telah dibuka dalam sehari. Ternyata kebanyakan yang dibuka adalah media sosial seperti Whatsapp, Facebook dan Instagram. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan media sosial di Indonesia teramat tinggi.
Menurut Mas Bay, tanpa disadari media sosial bisa menjadi sumber informasi sekaligus sumber hoaks. Hidup yang mengacu pada media sosial seperti memakai kacamata kuda, dimana tidak bisa melihat kemana-mana. Hanya melihat/mengetahui apa yang di suguhkan media sosial.
Algoritma media sosial membuat para penggunanya tidak bisa mengakses segala informasi yang plus atau minus. Pengguna hanya disuguhi berita dan informasi yang diinginkan oleh pengguna berdasarkan riwayat like, komentar dan swipe. Jika ada satu berita yang dilike/dikomentari, Algoritma media sosial akan menyajikan berita serupa di kemudian hari. Sebaliknya jika ada berita yang langsung di swipe (geser), media sosial tidak akan menyuguhkannya lagi.
Hoaks dan penipuan saat ini paling banyak terjadi di internet. Banyak orang percaya hoaks karena :
- Percaya pada satu sumber, tidak percaya sumber lainnya.
- Mengambil kesimpulan dari judul
- Malas berfikir dan tidak melakukan verifikasi
- Baper dan mudah percaya
- Tidak bisa membedakan antara saltire dan Hoaks
Sebagai upaya pelibatan masyarakat dalam penangkapan hoaks, para peserta ToT diajak praktek langsung memberikan edukasi sekaligus pelatihan ke Kader Surabaya Sehat (KSH) di Kecamatan Genteng Kota Surabaya. Para peserta TOT dibagi menjadi 6 kelompok dan memberikan pelatihan langsung kepada 60 Kader KSH. Mekanisme pelatihan dirancang sedemikian rupa sehingga sangat efektif dan berhasil dilaksanakan dengan baik.
Pada praktik langsung di hari kedua, salah satu Pengurus Wilayah Forum TBM Jawa Timur yakni Hanifah Ratna berhasil menciptakan lirik lagu dan gerak Anti Hoaks. Lirik lagu dan gerak tersebut diciptakan khusus dalam beberapa menit dan digunakan untuk kegiatan penyuluhan /pelatihan Anti Hoaks.
Lirik lagunya adalah sebagai berikut :
Satu dua tiga dan empat
Lima enam tujuh delapan
Wahai kawan dan saudara
Kita lawan hoaknya
Ambil aksi, amankan diri
Perhatikan etika lawan hoaknya
Ambil aksi, amankan diri
Perhatikan etika lawan hoaknya
(dinyanyikan dengan irama lagu 1234)
Rencana Tindak Lanjut
Di hari ketiga, Pelatihan Literasi Digital yang diikuti oleh Pengurus Wilayah Forum TBM Jawa Timur di Surabaya diawali dengan evaluasi kegiatan yang dilakukan di hari kedua. 6 kelompok menceritakan apa yang dialami saat praktik lapangan di hari kedua. Antar kelompok bisa saling belajar dan mengevaluasi kekurangan masing-masing.
Setelah evaluasi, kemudian dilanjutkan dengan rencana tindak lanjut. Beberapa komunitas digabung untuk efektivitasnya. Untuk PW Forum TBM Jawa Timur digabung dengan Komunitas Emak Blogger dan Mafindo. Masing-masing memberikan pendapat dan masukan untuk kegiatan yang dilaksanakan nantinya.
Secara garis besar Rencana Tindak Lanjut yang dilakukan adalah memberikan pelatihan dan penyuluhan pada masyarakat terkait penanganan hoaks. Kegiatannya bermacam, disesuaikan dengan agenda masing-masing komunitas. Diharapkan kedepannya akan banyak orang yang sadar akan hoaks setelah diberikan pelatihan dan penyuluhan.
*Pengurus Forum TBM Jawa Timur