Teringat betul, waktu kali pertama kedua anak ini datang ke Wadas Kelir. Keduanya sama-sama pemalu, keduanya sama-sama tidak mau ditinggal oleh orang tuanya. Keduanya sama-sama lengket dengan ibunya. Dan yang teringat jelas keduanya sama-sama nangis kalau-kalau ditinggal ibunya pulang ke rumahnya.

Ini cerita dulu, saat pertama mereka masuk ke PAUD Wadas Kelir. Tapi sekarang mereka berbeda. Mereka berubah seperti tokoh kartun terkenal, power ranges. Mereka berubah menjadi anak-anak yang super pemberani.

Seperti saat itu, Ghisna dan Indah nama kedua anak itu berlari menuju gerobak baca. Saya lihat dari kejauhan, mereka saling bercengkrama. Membincangkan sesuatu. Ya, pembicaraan anak-anak selalu menarik untuk di perhatikan.

Lama mereka berbincang, kemudian saya lihat mereka asyik memilih buku. “Aku yang ini!””Aku yang inI!”Semua saling memperlihatkan buku mereka masing-masing. Dan saling menyodorkan bahwa buku pilihannya yang paling bagus.

Saya berjalan mendekat. Ya, saya pikir mereka akan malu, lalu kemudian diam. Namun, pikiran saya keliru.Mereka berteriak memanggil saya.”Bunda!”Ini yang membuat saya senang. Mendengar, melihat keceriaan yang selalu terpancar dari wajar mereka. Saya mendekat. Lalu menyapa mereka.

 

“Bunda, baca buku ini.” Ghisna menyodorkan salah satu buku dongeng pada saya. Sebuah buku dongeng berjudul BELANJA BERSAMA AYAH.

“Ini juga!” Indah tidak mau kalah menyodorkan buku juga pada saya. Saat melihat mereka, saya jadi teringat masa kecil saya. Yang sering kali tidak mau kalah dengan teman lainnya. Seperti mereka, mereka pun demikian. Tidak ada yang mengalah. Mereka ingin sama-sama dibacakan dengan buku pilihan mereka sendiri.

Dari sinilah saya BELAJAR BAGAIMANA MENGKONDISIKAN EMOSIONALNYA ANAK-ANAK. YANG TIDAK MAU JIKA HANYA SATU PILIHAN SAJA YANG DITURUTI. YAITU DENGAN MENGAJAK ANAK MENYUKAI HAL YANG SAMA.

Saya duduk di atara kedua anak itu. Namun, tiba-tiba anak itu menarik tangan saya untuk berjalan menuju ayunan. Saya paham, anak itu ingin membaca di atas ayunan. Ya, saya lekas menuju ayunan bersam kedua anak tersebut.

Sampai diayunan, saya mulai membuka satu demi satu lembar buku dongeng itu. Lembar pertama dibuka, belum sampa saya bercerita tiba-tiba,

“Aku si kemarin belanja sama bapak. Beli sosis. Di sana.” Kata indah sambil menunjuk arah jalan menuju toko. “Wah.. lalu-lalu beli apa lagi sama ayah?””Beli susu, beli Sukro, beli apa lagi yaBeli banyak!”

“Aku juga iya. Aku ke warung sama ayah. Di warung aku beli permen sama Kiko. Ayah beli minyak sama mie.”

Ini yang membuat saya salut pada mereka. Dua anak kecil yang dulu pemalu menjadi sangat pemberani seperti sekarang. Dua anak kecil yang dulu selalu minta bersama-sama terus dengan ibunya sekarang sudah berani bermain sendiri. Dua anak yang dulunya selalu diam dan tak mau bercerita sekarang telah berubah menjadi anak yang tidak malu bercerita.

Mengapa mereka berubah? Ini karena kesukaan dan kebiasaan mereka berteman dengan buku. KETIKA ANAK SEJAK DINI SUDAH BERTEMAN DENGAN BUKU, MAKA KETIKA ESOK SUDAH TUMBUH DEWASA ANAK-ANAK AKAN TERBIASA DENGAN BUKU. ANAK TIDAK AKAN TAKUT UNTUK MENGUTARAKAN ARGUMENNYA. KARENA PENGETAHUAN YANG ANAK DAPAT DARI MEMBACA MEMBUAT ANAK MENJADI SOSOK YANG BERANI.