Laporan oleh: Anna

Cilegon, 13 Desember 2019.

Kepala Subdit BINDIKTARA KEMENDIKBUD, Dr. Kastum, dalam sesi ‘Evaluasi Program Budaya Baca dalam Mendukung Gerakan Literasi Nasional’, pada hari kedua acara “Workshop Optimalisasi Peran Forum TBM” di Hotel Horison Forbis, Cilegon, menyampaikan bahwa Forum TBM memiliki tantangan mengembangkan program literasi. Peran Forum TBM dalam melaksanakan hal tersebut didukung Kemendikbud. Dukungan pemerintah tersebut termasuk salah satu prioritas yang digalangkan Presiden Joko Widodo dalam mewujudkan masyarakat cerdas, berpengetahuan, berketerampilan, dan berkarakter.

Dr. Kastum pun menambahkan, amat pentingnya peran TBM dalam mewujudkan cita-cita tersebut, menuntut para pengelola TBM dan juga Forum TBM untuk meningkatkan kemitraan dan memperluas jaringan dengan berbagai pihak.

Rintisan TBM Baru di 6 Provinsi

Pada tahun 2020 mendatang, kemitraan pemerintah dengan Forum TBM, di antaranya dalam program Rintisan TBM Baru di enam provinsi: Papua, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat. Keenam provinsi tersebut dipilih sebagai prioritas karena memiliki angka buta aksara paling tinggi dibandingkan daerah lainnya. “Kami akan memberikan program rintisan pembentukan TBM baru untuk membantu mengatasi warga masyarakat kita yang masih buta aksara,” ucap Dr. Kastum.

Dr. Kastum meminta bantuan para pegiat TBM dan Forum TBM untuk melaksanakan program tersebut. Dia menyatakan bahwa program tahun 2019 berhasil, seperti di Banten dan Palu.

Keberhasilan tersebut mendorong pemerintah untuk melanjutkan memberikan kepercayaan kepada Forum TBM, melaksanakan program Rintisan TBM Baru pada 2020.

Evaluasi Program Budaya Baca

Dr. Kastum memaparkan evaluasi Program Budaya Baca BINDIKTARA KEMENDIKBUD. Beberapa program yang dibahas Dr. Kastum dalam acara “Workshop Optimalisasi Peran Forum TBM”, yaitu Rintisan TBM Baru; Penguatan TBM, TBM IT, Gerakan Indonesia Membaca (GIM), Kampung Literasi, Donasi, Festival Literasi dan Residensi.

Gerakan Indonesia Membaca (GIM)

Hasil evaluasi menyatakan, program GIM memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulannya, di antaranya: publikasi lewat media massa, dimeriahkan dengan berbagai kegiatan literasi, ada anggaran di ABPD Kab./Kota bagi daerah yang sudah meluncurkan (launching) program GIM.

“Sementara kelemahannya, peluncuran sekadar seremonial, ada daerah yang meluncurkan GIM tapi tidak ada susunan acara yang dibuat, padahal dana sudah diberikan. Lalu, ada pula peluncuran GIM, tapi sambil berbarengan dengan acara lain, sehingga kurang terlihat, atau malah yang lebih terlihat adalah acara pendampingnya,” pungkas Dr. Kastum.

Kampung Literasi

Dr. Kastum pun menyampaikan hasil evaluasi program Kampung Literasi. Kelebihannya, yaitu: terbentuknya tiga sudut baca, yang dampaknya sangat baik bagi TBM serta akses buku bacaan bagi masyarakat bertambah. Sayangnya ada peluncuran Kampung Literasi pada akhir tahun, membuat BINDIKTARA tidak dapat maksimal menghadiri acara tersebut, karena sudah tutup anggaran.

Selain itu, programnya pun baru bergaung pada akhir tahun. “Seharusnya program itu berjalan selama satu tahun. Tetapi, ada yang hanya melaksanakan satu kali. Kemudian ada juga yang mencantumkan jadwal kegiatan per bulan, tapi saat dicek ke lapangan, tidak dilaksanakan kegiatan-kegiatannya,” ucap Dr. Kastum. “Yang kita harapkan program Kampung Literasi dapat berjalan baik. Masyarakat dari mana pun bisa menikmati program ini. Sayangnya, di lapangan masih ada penyimpangan,” ujarnya.

Residensi

Program Residensi yang digelar bersama BINDIKTARA memiliki empat aspek, yaitu meningkatkan kemampuan di bidang manajemen, bagaimana mengelola TBM, meningkatkan kemampuan di bidang menulis, meningkatkan kemampuan berjejaring atau bermitra, menumbuhkembangkan jumlah kerelawanan. Keempat aspek ini pun sudah disepakati oleh Forum TBM.

“Alhamdulillah, program ini menjadi primadona, banyak peminatnya. Yang mendaftar dari berbagai latar belakang, seperti dosen, wartawan, ASN, bukan hanya pegiat literasi atau pengelola TBM saja,” kata Dr. Kastum.

Dr. Kastum menyebutkan bahwa sebaiknya dalam program mendatang, setiap peserta program

maupun TBM penyelenggara program akan mendapatkan piagam penghargaan sebagai salah satu apresiasi dari BINDIKTARA. Program Residensi sudah menghasilkan sembilan buku. “Karya tersebut dibagi-bagikan kepada para peserta program residensi, lembaga penyelenggara program, dan TBM yang sudah masuk di admnisitrasi zonasi buku online,” tambahnya.

Festival Literasi Indonesia

Dr. Kastum menyampaikan bahwa program ini bermanfaat menjadi wadah pengembangan layanan literasi, pengembangan ide-ide baru, wadah diskusi yang bisa menghasilkan rekomendasi bagi BINDIKTARA dalam mewujudkan masyarakat cerdas, mengembangkan budaya baca, dan mengembangkan literasi nasional. Kemudian, dimanfaatkan juga sebagai wahana pertemuan antarpegiat literasi dan sebagai ajang uji keterampilan pegiat. Bagaimanapun, Festival Literasi Indonesia memiliki beberapa kekurangan yang perlu ditindaklanjuti solusinya. Misalnya, kegiatan yang beragam, membuat peserta menjadi kurang fokus; keterbatasan waktu pelaksanaan kegiatan; dan belum meratanya keterlibatan pengurus daerah dan pengurus wilayah karena keterbatasan undangan yang diberikan BINDIKTARA.

Harapan untuk Forum TBM

Dalam pidatonya tersebut, Dr. Kastum mengemukakan harapan BINDIKTARA. “Saya harap dengan adanya kegiatan Workshop Optimalisasi Peran Forum TBM ini, Teman-Teman dapat berdiskusi bersama-sama, merumuskan rekomendasi terkait program-program tersebut. Apa saja program yang perlu ditambahkan atau dikembangkan? Dan apa lagi yang bisa kita bantu? Silakan dibahas di sini,” pungkasnya.