Dunia penuh dengan hitam putih. Ada orang baik dan orang jahat. Terjadinya hal tersebut dari beberapa faktor. Bisa dari faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan atau pun juga dari keluarga. Oleh karena itu, dengan membaca menjadi alternatif untuk membentuk karakter manusia menjadi baik.

Sayang membaca hanya bertujuan mendapatkan pengetahuan. Tak salah dengan hal tersebut. Namun yang salah bilamana pengetahuan sebagai titik akhir yang dilakukan oleh manusia. Padahal menurut Emha Ainun Najib, pengetahuan merupakan tataran terendah dari persyaratan mutu dan aktualitas eksistensi yang bernama manusia.

Pengetahuan bukanlah titik akhir dari literasi. Pengetahuan masih titik awal mula manusia berproses. Semua orang tahu bahwa suara adzan adalah panggilan untuk menunaikan ibadah sholat. Namun masih banyak yang masih meninggalkan ajakan tersebut. Semua orang tahu bahwa membuang sampah sembarang dapat mengakibatkan banjir. Namun masih banyak yang mebuang sampah sembarang.

Manusia tidak hanya sekadar tahu tentang baik dan buruk. Benar dan salah. Indah dan jelek. Masih ada langit di atas lagit. Masih ada ilmu yang harus digapai setelah mendapatkan ilmu yang namanya cinta.

Cinta akan bertugas sebagai rem, pembijak, pengarif yang terkadang nikmat, terkadang sakit. Manusia akan merasakan bagaimana pengetahuan itu diterima olehnya. Bagaimana manusia bisa mengfungsikan pengetahuan sebagai suatu yang bisa dimanfaatkan oleh orang lain atau malah menjatuhkan orang lain. Maka bagaimana pengetahuan dan cinta dikolaborasikan menjadi satu yang dinamakan takwa.

Takwa tataran sudah tinggi dari pada kebenaran dan cinta. Sholat bukan hanya sekadar absensi terhadap Alloh SWT. Membuang sampah bukan hanya sekadar takut banjir. Membaca bukan hanya sekadar mendapat pengetahuan semata. Namun takwa sudah menjadi drajat lebih tinggi untuk bisa bermanfaat bagi sesama makhluknya.

Sekarang sudah banyak penggerak literasi dalam masyarakat Indonesia. Alangkah indahnya dunia ini bilamana manusia bisa mencapai tataran ketakwaan. Bukan hanya sekadar pengetahuan yang diterima dan duduk manis dalam fikiran diri seseorang. Menunaikan ibadah sholat merupakan seuatu bentuk tempat bertemunya kerindukan antara hamba dan Sang Pencipta. Anak berangkat sekolah bukan hanya datang duduk dan absen mendengarkan guru namun anak memang betul merindukan keilmuannya dalam lubuk hatinya.[]